Rupiah Diprediksi Melemah Meski Neraca Dagang RI Surplus Jumbo

Abdul Azis Said
16 September 2022, 09:50
Teller memegang mata uang Dolar AS dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang, Jakarta, Rabu (6/7/2022). Kurs Rupiah ditutup Rp14.999 per Dolar AS pada perdagangan Rabu (6/7) hari ini, melemah 0,03 persen ketimbang posisi penutupan perdagangan kemarin (5/
ANTARA FOTO/Subur Atmamihardja/wsj/foc.
Teller memegang mata uang Dolar AS dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang, Jakarta, Rabu (6/7/2022). Kurs Rupiah ditutup Rp14.999 per Dolar AS pada perdagangan Rabu (6/7) hari ini, melemah 0,03 persen ketimbang posisi penutupan perdagangan kemarin (5/7) pada Rp 14.994 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 32 poin ke level Rp 14.930 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Pelemahan rupiah didorong ekspektasi pasar terhadap kebijakan Ban Sentral AS, Federal Reserve atau The Fed, yang akan menaikkan suku bunga acuan The Fed hingga 100 basis poin.

Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan pelemahan ke arah Rp 14.938 pada pukul 09.20 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan kemarin di Rp 14.898 per dolar AS.

Advertisement

Mata uang Asia lainnya bergerak bervariasi. Pelemahan dialami dolar Taiwan 0,39%, won Korea Selatan 0,16%, peso Filipina 0,35%, rupee India 0,33%, yuan Cina 0,32% dan baht Thailand 0,09%. Sebaliknya yen Jepang menguat 0,18% bersama dolar Hong Kong dan Singapura masing-masing 0,01% serat ringgit Malaysia yang stagnan.

Inflasi AS tekan rupiah

Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, memperkirakan rupiah masih akan tertekan oleh sentimen kenaikan bunga The Fed yang agresif. Rupiah kemungkinan melemah ke arah Rp 14.920, dengan potensi penguatan di kisaran Rp 14.850 per dolar AS.

"Di pasar kini berkembang ekspektasi kenaikan suku Bunga acuan sebesar 100 bps di September karena tingkat inflasi AS yang masih tinggi pada bulan Agustus," kata Ariston dalam risetnya, Jumat (16/9).

Berdasarkan pemantauan CME FedWatch, probabilitas The Fed menaikkan bunga hingga 100 bps pada pemantauan kemarin sebesar 24%. Sementara, 76% pasar masih berekspektasi bunga acuan naik 75 bps. 

Pasar pekan lalu hanya memperkirakan bunga acuan naik antara 50-75 bps, dengan probabilitas kenaikan 75 bps nyaris 90%. Namun, ekspektasi pasar berubah setelah rilis data inflasi AS periode Agustus yang rilis pekan ini.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement