Modal Asing Kabur Rp 3,5 T dalam Sepekan, Rupiah Amblas ke 15.000/US$

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU
Ilustrasi. Kurs rupiah parkir di level Rp 15.038 di penutupan perdagangan sore ini, menandai koreksi 0,6% dibandingkan akhir pekan lalu.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
23/9/2022, 20.02 WIB

"Pelemahan rupiah kemarin termasuk yang paling rendah. Ini karena setelah pengumuman suku bunga BI, rupiah sempat mengalami penguatan," kata Edi dalam keterangan tertulisnya.

BI mengumumkan kenaikan bunga 50 bps setelah bulan sebelumnya sudah menaikan suku bunga 25 bps. Bank sentral juga menegaskan komitmennya untuk membawa inflasi inti kembali ke bawah 4% pada paruh kedua tahun depan.

Namun langkah moneter BI tersebut tampaknya tak signifikan mengangkat rupiah. Nilai rupiah masih tertekan. Edi menyebut, selain karena The Fed, pasar juga masih mewaspadai risiko perlambatan ekonomi global.

Rilis data indeks keyakinan konsumen Inggris menyentuh level terendah baru di minus 49 poin akibat krisis biaya hidup. Data ini memperkuat kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan krisis ekonomi global.

"Hal tersebut yang menyebabkan yield US Treasury 10 tahun terkerek naik dan juga banyak mata uang khususnya di negara emerging yang mengalami pelemahan," kata Edi.

Namun, ia memastikan BI terus berada di pasar menjaga stabilitas rupiah. Langkah yang ditempuh dengan intervensi tiga lapis di pasar spot, DNDF dan SBN. Hal ini untuk memastikan tidak terjadi pelemahan berlebih serta menjaga mekanisme pasar.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said