Rupiah Tembus 15.200/Dolar AS, Masih Terimbas Naiknya Bunga The Fed

ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/wsj.
Seorang warga menunjukkan uang Rupiah kertas Tahun Emisi 2022 usai menukarkan di mobil kas keliling Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Gorontalo di Kota Gorontalo, Gorontalo, Jumat (19/8/2022).
28/9/2022, 09.41 WIB


Senada, analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra juga melihat sentimen kenaikan bunga The Fed masih membebani rupiah hari ini. Kurs diperkirakan bergerak melemah ke 15.150 dengan potensi penguatan di kisaran 15.100 per dolar AS.

Pasar masih berekspektasi the Fed melanjutkan kenaikan bunga agresif setidaknya hingga akhir tahun ini. Berdasarkan alat pemantauan CME Group FedWatch, pasar berekspektasi kenaikan bunga 50-75 bps pada pertemuan November.

Sentimen kenaikan bunga ini telah mendorong imbal hasil alias yield surat utang pemerintah AS menguat. Yield obligasi AS tenor 10 tahun telah mencetak level tinggi sejak 12 tahun lalu di kisaran 3,9%. 

"Semalam, data penjualan rumah baru bulan Agustus masih menunjukkan kenaikan, artinya ekonomi AS masih kuat menahan beban kenaikan suku bunga acuan AS," kata Ariston dalam risetnya.

Sementara dari dalam negeri, ekonomi Indonesia masih dibebani oleh potensi kenaikan inflasi yang bisa melambatkan pertumbuhan. Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan memperkirakan inflasi pada akhir tahun ini akan berada di atas 6%

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said