Rupiah Melemah Pagi Ini di Tengah Peringatan IMF Soal Resesi Global

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Pegawai menghitung uang Rupiah di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Kamis (25/8/2022).
7/10/2022, 09.48 WIB

Dolar AS terpantau kembali menguat terhadap mata uang utama dunia lainnya. Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga terlihat naik dari kisaran 3,6% ke 3,8% pagi ini.

Penguatan dolar ini terpengaruh penantian pasar terhadap data ketenagakerjaan yang akan dirilis malam ini. "Data yang bagus bakal mendukung langkah agresif the Fed untuk menaikan suku bunga acuannya," kata Ariston.

Pelemahan rupiah juga terpengaruh oleh risk off di pasar saham pagi ini. Wall Street ditutup memerah semalam, dengan indeks saham Eropa juga terpantau melemah. Indeks saham Asia, Nikkei 225 Jepang terkoreksi 0,50%, bersama Shanghai SE Composite 0,55%, Hang Seng Hong Kong 0,98%, dan Kospi Korea Selatan 0,06%.

Dari dalam negeri, Ariston melihat kekhawatiran inflasi dan suku bunga tinggi akan memperlambat ekonomi masih memberikan efek negatif untuk rupiah. Inflasi telah menanjak bulan lalu sebagai imbas kenaikan harga BBM.

Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah juga akan melemah hari ini dan bergerak di rentang Rp 15.175-Rp 15.275 per dolar AS. Pelemahan dipengaruhi sentimen di pasar saham, kenaikan imbal hasil obligasi AS serta penguatan dolar AS.

"Dari domestik, pelaku pasar menantikan data cadangan devisa Indonesia, dan dari eksternal, data tenaga kerja AS NFP malam ini," kata Lukman dalam risetnya.



Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said