Selain penerbitan SBN reguler di dalam negeri, pemerintah juga telah menjual SBN valas sebesar US$ 3 miliar atau ekuivalen Rp 46,8 triliun pada bulan lalu.
Sri Mulyani juga melaporkan realisasi pembiayaan utang lewat penarikan pinjaman sepanjang bulan lalu tercatat minus Rp 3,7 triliun. Ini merupakan pembalikan dibandingkan Januari 2022 yang sebesar Rp 12,9 triliun.
Pemerintah merealisasikan pembiayaan utang yang lebih besar dari tahun lalu sekalipun kinerja APBN masih mencatat surplus sebesar Rp 90,8 triliun.
Pendapatan negara dari pajak, cukai, hingga PNBP masih tumbuh 48,1% menjadi Rp 232,2 triliun. Sebaliknya, belanja negara tercatat sebesar Rp 141,4 triliun atau naik 11,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Realisasi belanja negara yang tumbuh terutama dari belanja pemerintah pusat.