Rupiah Melemah ke Rp 15.034/US$ Jelang Pengumuman Suku Bunga The Fed

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023).
Penulis: Abdul Azis Said
26/7/2023, 09.49 WIB

Rupiah melemah 0,24% ke level Rp 15.034 per dolar AS di pasar spot pagi ini, Rabu (26/7). Mayoritas mata uang Asia lainnya juga terkoreksi pagi ini di tengah sikap wait and see investor jelang pengumuman suku bunga bank sentral AS, The Fed.

Pelemahan cukup dalam dialami won Korea Selatan 0,47%, yuan Cina 0,28%, peso Filipina 0,19%, yen Jepang 0,17%, baht Thailand dan dolar Singapura 0,14%, hingga ringgit Malaysia 0,03%. Dolar Hong Kong satu-satunya yang masih mampu menguat yakni 0,05%.

Rupiah diperkirakan melemah jelang pengumuman suku bunga bank sentral AS dini hari nanti. Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah ke arah 15.050, dengan potensi support di kisaran Rp 14.980 per dolar AS.

Berdasarkan alat pemantauan CME Group, probabilitas kenaikan suku bunga The Fed 25 bps sudah hampir 100%. Namun Ariston menyebut pasar mengantisipasi jika bank sentral berbalik arsh dan tidak sesuai ekspektasi pasar.

"Pelaku pasar juga menunggu sinyal kebijakan moneter AS ke depan, apakah The Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga atau apakah The Fed akan membayangkan jadwal pemangkasan," kata Ariston dalam catatannya.

Karena itu, jelang pertemuan tersebut pasar akan wait and see dengan menahan diri masuk ke aset berisiko seperti rupiah.

Analis pasar uang Lukman Leong juga memperkirakan rupiah akan rebound dengan kecenderungan melemah karena penguatan dolar AS jelang pengumuman suku bunga AS. Ia memperkirakan kurs garuda bergerak di rentang Rp 14.950-15.050 per dolar AS.

"Walau demikian, pelemahan akan terbatas dengan rupiah masih didukung oleh harapan dukungan stimulus ekonomi Cina dan IMF yang merevisi pertumbuhan ekonomi global," kata Lukman.

Prospek pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini dalam rilis terbaru IMF semalam dinaikkan 0,2 poin menjadi 3%. Prospek yang lebih cerah terutama ditopang oleh harapan pertumbuhan yang lebih tinggi di negara maju.

Reporter: Abdul Azis Said