Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Agustus 2023 mengalami surplus sebesar US$ 3,12 miliar, turun 2,65% secara tahunan (year-on-year). Nilai surplus neraca perdagangan ini melampaui ekspektasi para analis yang memprediksi surplus neraca dagang di kisaran US$ 1,5 miliar hingga US$ 1,67 miliar.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan nilai ekspor Indonesia Agustus 2023 mencapai US$ 22 miliar atau naik 5,47% dibandingkan ekspor Juli 2023. Sementara itu, nilai impor Indonesia pada Agustus 2023 mencapai US$ 18,88 miliar, turun 3,53% dibandingkan Juli 2023.
“Pada Agustus 2023, neraca perdagangan kembali mencatatkan surplus sebesar US$ 3,12 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 40 bulan beruntun pada Agustus 2023,” kata Amalia dalam konferensi pers, Jumat (15/9).
Menurut Amalia, surplus neraca perdagangan pada Agustus 2023 ditopang oleh komoditas nonmigas sebesar US$ 4,47 miliar. Komoditas penyumbang surplus adalah bahan bakar mineral terutama batu bara, lemak, minyak hewan nabati, serta barang besi dan baja.
Sementara itu, neraca perdagangan komoditas migas mengalami defisit US$ 1,34 miliar pada Agustus 2023. Komoditas yang menyumbang defisit tersebut adalah minyak mentah dan hasil minyak.
Secara kumulatif, pada Januari hingga Agustus 2023, surplus neraca perdagangan mencapai US$ 24,34 miliar. Namun, total surplus neraca perdagangan tahun ini turun US$ 10,55 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 34,89 miliar.
Sebelumnya, para ekonom memprediksi surplus neraca dagang pada Agustus tahun ini akan turun menjadi US$ 1,5 miliar-US$ 1,67 miliar. Penurunan surplus neraca dagang tersebut disebabkan oleh perlambatan ekspor sejumlah komoditas, seperti batu bara, gas, dan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) David Sumual memprediksi surplus neraca dagang akan mencapai US$ 1,67 miliar pada Agustus. Ia juga memperkirakan kinerja ekspor akan turun 19,17% secara tahunan (year-on-year) dan turun 5,89% secara bulanan (month to month). "Komoditas impor juga turun," kata David kepada Katadata.co.id, pada Kamis (14/9).
Adapun Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk (BNLI) Josua Pardede pun menilai neraca dagang pada Agustus lalu akan tercatat surplus US$ 1,5 miliar. Ia memprediksi kinerja ekspor diperkirakan turun 21,83% yoy dan kinerja impor diperkirakan turun 8,45%yoy.