Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7 Day Repo Rate (BI7DDR) pada level 6%. Hal ini disebabkan oleh inflasi domestik yang masih terkendali dan sinyal Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) akan memangkas suku bunga.
BI akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur 20-21 Desember 2023 besok, Kamis (21/12) pukul 14.00 WIB.
Menanggapi hal itu, Kepala Ekonom Bank Permata, Joshua Pardede BI memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan 6,00% karena kondisi eksternal saat ini dan tingkat inflasi domestik yang terkendali.
Selain itu, The Fed mulai bergeser ke arah dovish atau melonggarkan suku bunga pada pertemuan FOMC bulan Desember. Menurut Josua, The Fed juga melihat adanya tren yang berlanjut dari penurunan inflasi meskipun pasar tenaga kerja masih ketat.
“Indeks Harga Konsumen (IHK) AS melambat menjadi 3,0% yoy di bulan November 2017 dari 3,1% yoy, sementara Indeks Harga Produsen (PPI) AS mencatat deflasi sebesar 0,9% yoy. Kedua kondisi tersebut mencerminkan tekanan inflasi yang lebih rendah di AS,” ujar Joshua kepada Katadata.co.id, Rabu (20/12).
The Fed juga merevisi turun proyeksi inflasi dan Fed Funds Rate (FFR) untuk tahun depan, namun masih mempertahankan proyeksi pasar tenaga kerja.
“The Fed mengisyaratkan bahwa akan menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 75 bps pada tahun 2024, sehingga meningkatkan sentimen risk-on di pasar,” ujar Joshua.
Performa Rupiah Terkendali
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) juga sependapat dengan Josua. BI akan menahan suku bunga berdasarkan tingkat inflasi yang cukup terkendali dan performa nilai tukar rupiah selama bulan November.
“Menimbang berbagai perkembangan terkini, kami berpandangan BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6% pada Rapat Dewan Gubernur terakhir di tahun ini,” tulis Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky dalam Laporan Seri Analisis Makroekonomi Desember 2023.
Inflasi umum tahunan meningkat ke 2,86% secara tahunan atau year-on-year pada November 2023. Peningkatan inflasi masih didorong oleh komponen harga pangan, walaupun sumber tekanan inflasi bergeser dari komoditas beras ke komoditas lainnya.
Sementara itu, nilai tukar rupiah menguat signifikan ke kisaran Rp 15.500 dari Rp 15.650 pada November 2023 dipicu oleh keputusan The Fed dan revisi regulasi devisa hasil ekspor sumber daya alam.
Diberitakan sebelumnya, Bank Indonesia akan tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7 Day Repo Rate di level 6% hingga 2024. Hal itu masuk dalam bauran kebijakan BI 2024.
BI terakhir kali menaikkan suku bunga pada Oktober 2023 lalu, setelah beberapa bulan berturut-turut menahan suku bunga di level 5,75%.
"Suku bunga BI rate akan kami pertahankan. Kami juga memastikan inflasi akan terkendali dalam target sasaran BI 2,5 plus minus 1%,"kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, Rabu (29/11).