Genjot Kinerja Ekspor Nasional, Ini Strategi Menko Airlangga

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/nz.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) menyaksikan pemberian Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintaah (BP-CBP) kepada warga penerima manfaat di Kelurahan Pabuaran, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (6/1/2024). Bantuan pangan beras kembali digulirkan pemerintah kepada total 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan jumlah penerima bantuan pangan beras di tahun 2024 ini mengalami peningkatan sekitar 8 persen dibandingkan jumlah penerima tahun sebelumnya yang sejumlah 21,3 juta KPM.
18/1/2024, 15.39 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk mendorong kinerja ekspor nasional. Salah satunya melalui upaya diversifikasi produk ekspor agar tidak hanya dalam bentuk komoditas melainkan juga produk manufaktur.

"Ekspor tidak hanya mengandalkan komoditas primer seperti batu bara, kelapa sawit, besi, baja, namun juga barang-barang manufaktur seperti kendaraan bermotor dan peralatan elektronik," kata Airlangga dalam keterangan resmi, Kamis (18/1).

Menurut Airlangga, hilirisasi menjadi salah satu kunci percepatan sektor industri dan ekspor tersebut. Untuk itu, pemerintah fokus pada penciptaan nilai tambah pada komoditas sumber daya alam seperti bauksit, timah, dan nikel.

Selain itu, pemerintah juga telah menyediakan infrastruktur, insentif fiskal, dan lingkungan bisnis industri yang kondusif untuk mendukung industri hilir.

"Investasi smelter telah memperlihatkan kemampuannya untuk mendorong ekspor dan meningkatkan pendapatan nasional," kata Airlangga.

Selanjutnya, upaya pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah tersebut tidak hanya memacu kinerja ekspor, namun juga menciptakan lapangan pekerjaan, dan menjaga resiliensi perekonomian.

Ke depan, pihaknya juga akan melakukan ekspansi pada ekosistem yang lebih luas seperti pembuatan kendaraan listrik dalam negeri terutama pada produksi baterai.

Perluas Akses di Pasar Internasional

Kemudian memberikan akses pasar yang lebih baik bagi produk ekspor Indonesia di pasar internasional. Di awal tahun ini, Indonesia telah mengimplementasikan Mega Free Trade Agreement Regional Comprehensive Economic Partnership (Mega-FTA RCEP).

Saat ini, Indonesia sedang merundingkan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) dan Indonesia – European Union Comprehensive Partnership Agreement (I-EU CEPA) untuk memberikan akses pasar yang lebih baik di Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Pemerintah juga tengah mengkaji keikutsertaan pada Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CP-TPP) untuk memberikan akses pasar yang lebih baik di kawasan Amerika Latin.

Saat ini, pemerintah juga telah membentuk Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional yang akan menajamkan sejumlah strategi peningkatan ekspor baik melalui peningkatan daya saing produk ekspor dan diplomasi.

Hal ini dibarengi promosi perdagangan, dan utilisasi kerja sama internasional, kemudahan perizinan dan fasilitasi perdagangan, peningkatan akses pembiayaan untuk ekspor, serta integrasi ekosistem ekspor nasional untuk produk UMKM.

“Pertumbuhan ekonomi juga akan terus dijaga untuk tetap berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan dalam rangka memastikan ketahanan ekonomi jangka menengah-panjang melalui beberapa kebijakan prioritas yang telah dan akan terus didorong,” ujar Airlangga.

Reporter: Ferrika Lukmana Sari