Nilai tukar rupiah kembali melemah setelah hasil hitung cepat atau quick count Pilpres 2024 keluar. Menurut quick count tersebut, paslon nomor 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul sementara dari paslon lain.
Hal ini tercermin dari pergerakan rupiah pada hari ini yang menunjukkan penurunan. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 0,06% ke level Rp 15.603 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis pagi (15/2).
Kendati melemah, para pengamat memperkirakan rupiah dapat bergerak positif. Analis pasar uang Lukman Leong misalnya, memperkirakan penguatan rupiah akan terjadi jika Pilpres berlangsung satu putaran.
“Pemilu berlangsung aman hingga saat ini dan potensi 1 putaran oleh pasangan nomor urut 2,”ujar Lukman kepada Katadata.co.id, Kamis (15/2).
Kendati demikian, penguatan dolar Amerika Serikat juga dapat membatasi penguatan rupiah. Salah satunya disebabkan oleh data inflasi konsumen AS.
“Data inflasi AS pada selasa kemarin lebih kuat dari perkiraan dapat membatasi,” ujarnya.
Dengan berbagai sentimen tersebut, Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif dalam rentang Rp 15.550 - Rp 15.650 dolar AS.
Rupiah Akan Menguat Jika Pilpres 1 Putaran
Sependapat, Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra juga menilai, rupiah bisa mendapatkan sentimen positif dari hasil quick count, yang menunjukkan Pilpres kemungkinan bisa satu putaran.
“Kepastian yang cepat dan pemilu yang berlangsung damai, bisa segera mendorong investor masuk lagi ke pasar keuangan Indonesia,” ujar Ariston.
Tapi di sisi lain, pasar juga akan mewaspadai data inflasi konsumen AS pada bulan Januari yang dirilis Selasa malam. Berdasarkan data tersebut, angka inflasi AS justru di atas ekspektasi pasar.
Hasil ini bisa menurunkan ekspektasi pasar terkait waktu pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS, The Fed pada tahun ini.
Ariston menyebut, dolar AS sudah menunjukkan penguatan terhadap mata uang utama dunia pasca perilisan data tersebut. "Hal ini mungkin bisa memberikan tekanan ke rupiah pada hari ini,” ujar Ariston.
Ariston memperkirakan potensi penguatan rupiah ke arah Rp 15.530, dengan potensi tekanan ke arah Rp 15.630 per dolar AS.
Melihat pergerakan mata uang Asia, mayoritas mengalami penguatan. Bloomberg mencatat, nilai tukar yen Jepang menguat 0,28%, dolar Singapura menguat 0,03%, peso Filipina menguat 0,16%, yuan Cina mengut 0,04% dan ringgit Malaysia menguat 0,05%.