Bank Dunia Soroti Program Makan Siang Gratis, Ini Tanggapan Gibran

ANTARA FOTO//M Risyal Hidayat/tom.
Capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) duduk saat jeda Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Debat Keempat Pilpres 2024 mengangkat tema terkait pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.
29/2/2024, 11.37 WIB

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menanggapi peringatan Bank Dunia terkait program makan siang gratis yang diusungnya bersama Prabowo Subianto jika terpilih sebagai pemimpin Indonesia nanti.

Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini berterima kasih atas masukan yang diberikan oleh Bank Dunia. Dia mengaku sedang mendiskusikan program tersebut tapi belum bisa mempublikasikannya.

"Terima kasih untuk evaluasinya, kami ingin program ini bisa tetap jalan, nanti [evaluasi program makan siang gratis]," kata Gibran dikutip dari Antara, Kamis (29/2).

Gibran menambahkan, akan terus mendiskusikan terkait besaran anggaran program makan siang gratis.  "Nanti akan didiskusikan lagi, jika ada masukan dari warga akan dievaluasi lagi. Nanti akan dibicarakan lagi," kata Gibran.

Bank Dunia Minta RI Jaga Defisit APBN 3%

Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen menilai program makan siang gratis perlu direncanakan secara matang, khususnya pada aspek anggaran.

Satu Kahkonen pun meminta agar pemerintah terlebih dahulu menetapkan dengan pasti terkait bentuk dan sasaran program yang dituju. Kemudian mempertimbangkan biaya hingga ketersediaan sumber daya.

"Semua rencananya harus benar-benar dipersiapkan dan biayanya juga dipersiapkan," kata Satu Kahkonen di Kantor Kemenko Perekonomian di Jakarta, pada Selasa (27/2).

Sebagai perwakilan Bank Dunia, hingga saat ini Satu Kahkonen masih menunggu rincian lebih lanjut terkait program Makan Siang Gratis dari pemerintah.

Selain itu, dia juga mengingatkan agar program makan siang gratis tidak memperlebar defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dengan menjaga batas atas defisit di angka 3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

"Kami berharap Indonesia mematuhi batas defisit fiskal 3% dari PDB yang ditentukan dalam udang-undang," ujar Satu.

Tak hanya menjaga defisit APBN, Satu Kahkonen juga meminta pemerintah untuk terus mendorong stabilitas makro ekonomi dan fiskal di Indonesia. Dengan begitu, kondisi perekonomian domestik tetap terjaga.

Reporter: Antara