Nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang pengumuman suku bunga cuan Bank Indonesia (BI) atau BI Rate pada Kamis sore (20/6).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berada di level Rp 16.413 per dolar AS pada perdagangan Kamis pagi. Nilai itu melemah 48.50 atau 0,30% dari perdagangan sebelumnya.
Namun sejumlah analis memperkirakan pelemanan rupiah pada hari ini. Analis Mata Uang Lukman Leong memperkirakan pelemahan rupiah pada level Rp 16.350 - Rp 16.450 per dolar AS.
"Perlemahan ini hanya terbatas dan tidak besar, karena koreksi dari penguatan dolar AS sehari sebelumnya, tekanan dari dolar AS juga masih belum," kata Lukmana kepada Katadata.co.id, Kamis (20/6).
Dia menilai, BI masih akan mempertahankan tingkat suku bunga, namun ke depan berpeluang naik karena mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah. "Karena investor wait and see menantikan hasil rapat dewan gubernur BI pada sore ini," ujar Lukman.
Tunggu Kepastian Suku Bunga Bank Sentral AS
Tak berbeda, Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra juga melihat potensi pelemahan rupiah ke arah Rp 16.450 per dolar AS. Dengan potensi support di kisaran Rp 16.350 per dolar AS.
"Potensi pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih terbuka hari ini karena pelaku pasar kelihatannya masih terpengaruh dengan sikap Bank Sentral AS yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga," ucap Ariston.
Menurut Ariston, sebagian pelaku pasar memprediksi kenaikan suku bunga BI demi meredam pelemahan rupiah di tengah sentimen dolar AS yang masih kuat. Sehingga, potensi penguatan rupiah kemungkian tidak besar dan masih berpeluang melemah.
Senada dengan Ariston, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga memperkirakan penguatan rupiah secara terbatas di kisaran Rp 16.240 - Rp 16.440 per dolar AS.
Dia pun berharap, Bank Sentral Indonesia masih menahan suku bunga kali ini, karena mayoritas bank sentral global menjukkan sikap stance dovish atau menunda kenaikan suku bunga, bahkan menurunkannya.
"Selain inflasi kita yang masih terjaga sesuai target acuan BI, core CPI juga sudah mendekati level bawah dari target acuan tersebut," ujar Fikri.
CPI adalah indikator yang digunakan banyak negara untuk mengukur tingkat inflasi dan sering dipakai sebagai patokan kebijakan pemerintah. Indikator ini untuk mengukur perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.