Sejumlah analis memproyeksikan pegerakan nilai tukar rupiah hari ini akan menguat namun terbatas. Pengamat komoditas dan mata uang Lukman Leong memperkirakan akan dibuka menguat terhadap dolar AS.
“Ini didukung oleh meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed sebesar 50 basis poin pada September 2024 hingga hampir 50%,” kata Lukman kepada Katadata.co.id, Selasa (13/8).
Hanya saja Lukman memproyeksikan penguatan rupiah hari ini akan akan terbatas. Hal itu mengingat investor masih menantikan data inflasi produsen AS malam ini. “Rupiah bisa berada pada kisaran Rp 15.900 hingga Rp 16.000 per dolar AS,” ujarnya.
Berdasarkan data Bloomberg hari ini pukul 08.45 WIB, rupiah berada pada level 15.955 per dolar AS. Angka tersebut meningkat 30,50 poin atau sebesar 0,19%.
Sementara itu, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga memproyeksikan rupiah masih berpeluang menguat hari ini. Fikri memproyeksikan rupiah bisa terapresiasi pada level 15.840 hingga 16.040 per dolar AS.
Fikri mengungkapkan terdapat sejumlah sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini.
“Pelaku pasar akan cenderung wait and see menjelang rilis data producer price index (PPI) malam ini disamping pernyataan dari anggota FOMC Bostic. Hasil lelang SBSN juga diharapkan akan menarik minat asing lebih baik,” kata Fikri.
Sementara itu, pengamat pasar mata uang Ariston Tjendra mengungkapkan perdagangan rupiah terhadap dolar AS tidak bergerak jauh. Ariston menuturkan, pasar kelihatannya menunggu data penting inflasi AS yang akan dirilis Selasa dan Rabu pekan ini.
“Data ini akan mengkonfirmasi ekspektasi pasar terhadap peluang kebijakan pemangkasan suku bunga acuan AS ke depan yang pada September 2024 menurut ekspektasi pasar, peluangnya 100%,” ujar Ariston.
Ariston memproyeksikan, rupiah ada kemungkinan masih bergerak konsolidatif terhadap dolar AS hari ini. Ariston mengatakan, rupiah masih berpeluang menguat dengan potensi penguatan ke arah 15.900 per dolar dan potensi resisten pada kisaran 16.000 per dolar.