Harga Batu Bara Anjlok, Sri Mulyani Waspadai Setoran Pajak Turun di 2024

Fauza Syahputra|Katadata
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) menyampaikan pemaparan saat peluncuran buku Sri Mulyani Indrawati The Authorized Biography NO LIMITS Reformasi Dengan Hati karya penulis Metta Dharmasaputra di Jakarta, Jumat (20/9/2024).
24/9/2024, 11.42 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan penerimaan pajak tahun ini bakal turun. Salah satunya disebabkan oleh penurunan harga komoditas batu bara global. 

“Untuk beberapa komoditas yang penting, batu bara juga masih US$ 137,3 per metrik. Ini artinya secara tahunan kontraksi harganya 28,8% dibandingkan tahun lalu,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA Edisi September 2024, Senin (23/9).

Kondisi tersebut membuat Sri Mulyani mewanti-wanti akan ada penurunan penerimaan pajak. Jika melihat outlook semester I 2024, Kementerian Keuangan memperkirakan penerimaan pajak hanya mencapai 96% dari target Rp 1.921,9 triliun.

“Makanya, banyak perusahaan dari wajib pajak badan yang nanti akan terlihat di penerimaan kita mengalami kontraksi dari pembayaran pajaknya,” ujar Sri Mulyani.

Permintaan Global Melemah

Dalam paparannya, harga batu bara terus mengalami penurunan sejak 2023. Tren penurunan harga batu bara disebabkan melemahnya permintaan global dan transisi energi.

Sri Mulyani mengakui saat ini aktivitas ekonomi global memang stagnan. Hal tersebut terlihat dari data purchasing manager’s index (PMI) Manufaktur secara global hanya bergerak pada kisaran 53,3.

PMI Manufaktur merupakan indikator ekonomi yang penting dalam memantau kondisi sektor manufaktur di suatu negara. Indeks ini memberikan gambar terkait aktivitas produksi, pesanan baru dan aspek lain dalam industri manufaktur.

Menurutnya, kondisi tersebut membuat harga-harga komoditas tertekan karena permintaannya merosot akibat aktivitas ekonomi global stagnan. Termasuk harga batu bara, yang merupakan komoditas andalan Indonesia.

"Dengan perkembangan tadi yang relatif masih stagnan meski ada yang positif, komoditas masih menekan harganya bukan naik. Ini karena permintaanya tertahan,” kata Sri Mulyani.

Reporter: Rahayu Subekti