Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu menyebut fungsi Ditjen Pajak bisa terancam karena digantikan oleh artificial intelligence atau AI. Hal ini bisa menjadi tantangan yang perlu dihadapi pada masa mendatang.
Menurut Anggito, AI akan mengancam fungsi Ditjen Pajak jika perannya hanya mencatat penerimaan pajak dan mengukur potensi penerimaan negara. Dengan begitu, fungsi Ditjen Pajak sangat mungkin dapat tergantikan oleh AI.
"Kalau algoritmanya sudah ketemu, saya bisa hitung penerimaan pajak. Jumlahnya ini, jumlah orangnya segini, jumlah PDB-nya segini, berapa penerimaan pajaknya. Terus, proyeksinya, terus ketemu sudah. Sudah nggak perlu Direktorat Jenderal Pajak tidak perlu kanwil," kata Anggito dalam acara Rapat Terbuka Senat: Dies Natalis ke-15 & Lustrum III Sekolah Vokasi UGM Tahun 2024, dikutip Selasa (29/10).
Meski begitu, Anggito menuturkan terdapat hal yang tidak bisa digantikan AI. Salah satunya soft skill yang hanya bisa dilakukan oleh manusia. Adapun soft skill adalah keterampilan sosial, kecerdasan sosial, hingga komunikasi.
Untuk itu, Anggito menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto juga akan fokus dalam menangani distrubsi digital. Dia meminta mahasiswa sudah bisa mendapat pelajaran berkaitan dengan AI.
"Tolong semua diajarkan mengenai roadmap artificial intelligence. Jika Anda telat, maka Anda akan keluar dari bisnis ini," ujar Anggito.