Rupiah Tertekan Karena Peluang Penurunan Suku Bunga The Fed Makin Kecil di 2025

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (6/11/2024). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup melemah 84 poin atau 0,53 persen menjadi Rp15.833 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.749 per dolar AS.
19/12/2024, 09.44 WIB

Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) memberikan sinyal untu menahan suku bunga lebih lama setelah pemangkasan pada bulan ini. The Fed pada dini hari memangkas suku bunga acuan hingga 25 basis points (bps).

Hal ini dapat semakin menekan pergerakan rupiah terhadap dolar AS. Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan indeks dolar AS melejit ke area 108.25 dan pagi ini berada pada level 108.10  setelah The Fed memangkas suku bunga 

Sementara pagi kemarin, indeks dolar AS hanya berada pada level 106.92. Kebijakan The Fed dan kondisi pasar ini sudah sesuai perkiraan pasar dan analis. 

The Fed memangkas suku bunganya 25 bps dan sesuai perkiraan juga The Fed mengeluarkan pernyataan yang ditangkap pelaku pasar untuk menahan suku bunga dalam waktu lebih lama setelah tahun ini,” kata Ariston kepada Katadata.co.id, Kamis (19/12).

Selain itu, data-data ekonomi AS juga cukup positif belakangan ini. Ditambah data inflasi yang sulit turun, telah mendorong The Fed mengeluarkan pernyataan untuk menurunkan suku bunga yang lebih lama.

Kondisi ini membuat rupiah berpotensi melemah  ke arah Rp 16.100 hingga Rp 16.150 per dolar AS pada hari ini, dengan potensi support di kisaran Rp 16.050 per dolar AS. 

Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.07 WIB, rupiah dibuka melemah hingga tembus Rp 16.234 per dolar AS. Level ini menurun 137 poin atau 0,85% dari penutupan sebelumnya.

Rupiah Bakal Melemah Lebih Dalam

Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana juga memproyeksikan pelemahan rupiah makin dalam. “Saya khawatir hari ini rupiah kembali terdepresiasi ke level Rp 16.000 per dolar AS hingga Rp 16.210 per dolar AS,” kata Fikri.

Selain itu, sikap hawkish The Fed yang akan lebih ketat dapat memengaruhi pergerakan rupiah. Menurut Fikri, kebijakan yang proaktif ini terlihat meski The Fed memangkas suku bunga 25 bps pada bulan ini.

Investor juga bersikap hati-hati usai hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia diumunkan Rabu (18/12). Pada kesempatan itu, BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan pada level 6%.

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong juga memperkirakan rupiah akan melemah lebih dalam usai pertemuan The Fed. 

"The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 bps namun kepala The Fed Jerome Powell memberikan pernyataan yang sangat hawkish akan prospek suku bunga,” kata Lukman.

Pernyataan Powell mengindikasikan The Fed hanya akan memangkas suku bunga hingga 50 bps pada 2025. Angka ini turun dari proyeksi penurunan sebelumnya bisa mencapai 75 bps hingga 100 bps pada tahun depan.

“Hal ini membuat rupiah berada pada level Rp 16.150 hingga Rp 16.300 per dolar AS pada hari ini,” ujar Lukman

Reporter: Rahayu Subekti