Meikarta yang Terus Bersolek di Tengah Badai Corona

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pembangunan tower apartment Meikarta Distrik 1 di Jl. Orange County Boulevard, Cibatu, Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (11/9/2020).
Penulis: Happy Fajrian
14/9/2020, 08.30 WIB

Tiga tahun tak banyak diperbincangkan publik, Meikarta rupanya terus bertumbuh, tak terkecuali selama pandemi corona. Selalu ada yang dikerjakan PT Mahkota Sentosa Utama, pengelola megaproyek tersebut. Di distrik satu, misalnya, topping off atau pembangunan hingga menutup atap 28 menara apartemen telah selesai. Sementara konstruksi menara di distrik dua sudah mencapai lantai 22.

Jumat lalu Katadata.co.id menelusuri sebagian pembangunan properti di Cikarang tersebut. Dari gerbang tol Cibatu terlihat logo besar Meikarta serta ucapan “Selamat Datang di Meikarta”, menyambut mereka yang datang dari jalur Jakarta – Cikampek.

Setelah melewati pos pembayaran e-toll, gedung-gedung apartemen Orange County milik Lippo Cikarang terlihat menjulang. Sekitar dua kilometer kemudian barulah terlihat jajaran gedung apartemen distrik satu dan distrik dua yang dikelilingi lahan-lahan kosong.

Kedua distrik ini dibangun bersebelahan. Di distrik satu tersedia berbagai fasilitas, seperti pasar swalayan, toko buku, coffee shop, dan berbagai jenis restoran. Pusat hiburan pun sudah berdiri:  panggung besar untuk acara musik hingga bioskop. Layanan perbankan tersedia, walau hanya satu, yakni Bank Nationalnobu yang terafiliasi dengan Grup Lippo.

Untuk melihat semua fasilitas tersebut, para calon pembeli juga bisa memantau melalui live streaming di laman resmi Meikarta.co.id. Ada tayangan perkembangan konstruksi secara real time 24 jam.

Kantor pemasaran Meikarta ada di distrik satu, di lantai dasar gedung apartemen. Jika tertarik, calon pembeli bisa langsung melihat unit-unit apartemen yang telah selesai, lengkap dengan perabotannya seperti sofa ruang tamu, tempat tidur spring bed, hingga perabot dapur dan ruang kerja.

Calon pembeli yang melihat contoh unit selalu ada setiap hari, termasuk untuk mengecek harga. Ukuran apartemen seluas 70 meter persegi, misalnya, ditawarkan di bawah Rp 1 miliar. Relatif kompetitif bila dibandingkan dengan unit serupa di Jakarta yang harganya lebih dari semiliar rupiah.

Menurut seorang staf marketing Meikarta, unit-unit ini sudah ada pemiliknya. Mereka kadang menyewakan kembali apartemen miliknya sebagai bahan peraga untuk ditunjukkan kepada calon pembeli. Bahkan beberapa unit telah ada penghuninya, walaupun hanya ditempati sesekali waktu.

Brand Strategy Manager Meikarta Andika Surya Pratama mengatakan, 28 tower di distrik satu telah topping off dan siap dihuni tahun ini. “Pembangunan di distrik dua masih berlangsung,” ujarnya kepada Katadata.co.id.

Menurut dia, hingga saat ini Meikarta telah menyerahkan lebih dari 1.500 unit apartemen di distrik satu kepada pembelinya. Targetnya, 3.000 unit sudah beralih tangan di akhir tahun ini. Untuk itu, pembangunan terus dipacu, relatif tak terkendala oleh pandemi crona.

“Demi menjaga momentum pembangunan proyek, perusahaan selalu melakukan tes serologi kepada seluruh karyawan dan pekerja setiap dua minggu sekali untuk mencegah penyebaran virus corona,” ujar Andika.

Tes serologi ini diklaim memiliki sensitivitas deteksi virus corona hingga 100%. Selain itu perusahaan juga menerapkan protokol kesehatan secara ketat seperti anjuran pemerintah. Hal ini terlihat dari pengecekan suhu tubuh kepada semua orang, tersedianya ruang disinfeksi, serta fasilitas cuci tangan.

Lipsus Properti 1 (Adi Maulana Ibrahim|Katadata)

Sempat Dilanda Prahara Lippo

Pada 2017, Grup Lippo meluncurkan megaproyek properti bernama Meikarta. Ada ambisi besar dari konglomerasi ini lantaran proyek tersebut diimajinasikan sebagai sebuah kota baru yang diklaim bakal menjadi pesaing Jakarta.

Namun berbagai isu miring menerpa, mulai dari penggunaan tenaga kerja asing ilegal asal Tiongkok sampai kasus suap perizinan yang menyeret Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin hingga mantan Presiden Direktur Lippo Cikarang Bartholomeus Toto ke meja hijau.

Meski demikian, pembangunan megaproyek ini terus berjalan walau sempat mangkrak karena masalah tersebut. Grup Lippo melalui Lippo Cikarang maupun Lippo Karawaci telah menggelontorkan dana jumbo untuk menyelesaikan megaproyek ini, yakni US$ 188 juta atau sekitar Rp 2,74 triliun.

Kini Meikarta sudah tidak masuk dalam portofolio pengembangan properti Grup Lippo. Sejak Mei 2018, Lippo Cikarang melepaskan posisinya sebagai pemegang saham pengendali Mahkota Sentosa Utama. Saat ini kepemilikan Lippo Cikarang pada MSU tersisa 49,72%, namun kepemilikan tersebut hanya diakui sebagai investasi pada entitas asosiasi.

Grup Lippo sempat menggelontorkan belanja iklan hingga sekitar Rp 1,2 triliun pada periode Januari hingga September 2017 seperti terlihat pada databoks berikut.

 

Lippo Terus Ekspansif di Properti

Walau tak mengendalikan Meikarta lagi, proyek-proyek lain Grup Lippo masih bergeliat di tengah kejatuhan sektor properti karena berbagai kebijakan pembatasan sosial untuk mencegah penularan virus corona. Kinerja dua perusahaan Grup Lippo justru semakin cemerlang.

Lippo Karawaci dan Lippo Cikarang menikmati lonjakan penjualan properti di sepanjang semester satu tahun ini. Padahal data Bank Indonesia memperlihatkan penjualan properti residensial pada kuartal kedua anjlok hingga 25,6 % secara tahunan atau year on year (yoy), dan merosot hingga 43,2 % pada kuartal pertama.

Tak seperti gerak di sektor properti, laporan keuangan Lippo Cikarang pada semester pertama 2020 malah membukukan lonjakan laba bersih hingga 90,5 % menjadi Rp 400 miliar dari sebelumnya Rp 210 miliar. Sementara Lippo Karawaci, meski masih merugi, nilainya menyusut menjadi Rp 1,25 triliun dari Rp 1,46 triliun.

Membaiknya kinerja ini ditopang oleh bisnis utamanya yakni pengembangan real estate. Lippo Cikarang maupun Lippo Karawaci berhasil menaikkan penjualan rumah hunian dan apartemen, serta penjualan lahan siap bangun.

Secara keseluruhan total penjualan dan pendapatan Lippo Cikarang naik dari Rp 686,49 miliar menjadi Rp 1,09 triliun didorong oleh peningkatan penjualan apartemen dan rumah hunian dari Rp 424,18 miliar menjadi Rp 721,34 miliar. Penjualan lahan industri meroket dari hanya Rp 12,62 miliar menjadi Rp 119,29 miliar.

Sebaliknya, pendapatan dan penjualan Lippo Karawaci turun tipis dari Rp 5,41 triliun menjadi Rp 5,23 triliun didorong oleh turunnya pendapatan di bisnis healthcare dari Rp 3,37 triliun menjadi Rp 3,17 triliun, dan real estate management turun menjadi Rp 3,96 triliun dari Rp 4,43 triliun.

Sedangkan pendapatan dari bisnis real estatenya melesat dari Rp 983,08 miliar menjadi Rp 1,32 triliun. Hal ini terutama didorong oleh penjualan apartemen yang naik 85,67 % dari Rp 332,98 miliar menjadi Rp 618,23 miliar, serta penjualan lahan siap bangun dari Rp 78,13 miliar menjadi Rp 176,74 miliar. Meskipun penjualan rumah tapak turun dari Rp 372,71 miliar menjadi Rp 306,56 miliar.

Tidak hanya itu, Presiden Direktur Lippo Cikarang, Simon Subiyanto mengklaim pandemi tidak berdampak besar pada pengerjaan proyek-proyek perusahaan. Salah satu proyek unggulan Lippo Cikarang yaitu menara apartemen Orange County dan Waterfront Estates.

“Kami beruntung bahwa peluncuran Waterfront Estates berhasil dan kami melihat kemajuan menuju penyelesaian menara apartemen Orange County,” ujar Simon.

Empat menara di Orange County, yakni Irvine, Westwood, Pasadena, dan Burbank Tower, yang terdiri dari 1.802 unit telah diserahkan secara bertahap kepada pelanggan sejak 1 September 2018. Sedangkan dua menara terakhir, Glendale dan Newport Park yang memiliki 1.094 unit mulai diserahterimakan pada 9 November 2019 dan 4 April 2020. Pembangunan dua menara ini bekerja sama dengan Mitsubishi Corp.

(Adi Maulana Ibrahim | Katadata)

Meski terlihat bersinar terang, lonjakan kinerja Lippo Cikarang tidak signifikan dalam memperbaiki kinerja sang induk, Lippo Karawaci. Hanya kerugian yang diderita perusahaan mengecil.

Simon mengungkapkan bahwa turunnya penjualan dan pendapatan karena dampak pandemi pada bisnis rumah sakit, mal, dan hotel. Sementara bisnis properti meningkat 33,9 % menjadi Rp 1,32 triliun dari sebelumnya Rp 983 miliar. Pada semester pertama tahun ini pun perusahaan membukukan pra-penjualan sebesar Rp 1,05 triliun atau meningkat 26 % dari Rp 853 miliar.

“Meskipun pandemi global mempengaruhi pendapatan recurring kami, bisnis real estate development kami terus menunjukkan kemajuan,” kata CEO Lippo Karawaci John Riady. Untuk itu perusahaannya akan mengembangkan proyek rumah hunian yang harganya lebih terjangkau untuk segmen menengah ke bawah.