Pertamina Hulu Rokan (PHR) resmi mengambil alih Blok Rokan pada 9 Agustus 2021. Anak perusahaan Pertamina tersebut akan mengelola blok minyak tersebut hingga 2041. Sebelumnya, wilayah kerja seluas 6.453 km2 ini dikelola oleh Chevron Pacific Indonesia (CPI) dalam 50 tahun terakhir.

Blok Rokan telah menghasilkan 11,69 miliar barel minyak sejak mulai berproduksi pada 1951 sampai tahun ini. Kontribusinya terhadap total produksi minyak nasional pun sempat mencapai 46%, tetapi kini turun menjadi 24%. (Baca: Pertamina Siapkan Rp 29 Triliun untuk Investasi Blok Rokan Hingga 2025)

Setelah alih kelola, Pertamina memasang target produksi Blok Rokan. Rata-rata produksi minyak yang sebesar 160,5 ribu barrel oil per day (BOPD) per Juli 2021 ditargetkan naik menjadi 165 ribu BOPD pada akhir 2021. Pengeboran sumur baru juga akan dilakukan sebanyak 161 sumur baru sepanjang sisa tahun ini dan sekitar 500 sumur baru pada 2022. (Baca: Chevron Beberkan Kendala dalam Proses Transisi Blok Rokan)

Tak hanya itu, Pertamina akan mengucurkan investasi hingga US$ 2 miliar di wilayah kerja ini hingga 2025. Dana itu akan digunakan untuk meningkatkan produksi migas non-konvensional sehingga bisa mendukung target pemerintah untuk menghasilkan minyak satu juta BOPD pada 2030.