Mimpi dapat hadir dalam beragam cerita, wujud, kisah, dan lain-lain termasuk mimpi buang air besar. Untuk memahami maknanya, menarik membahas arti mimpi buang air besar.
Mimpi kerap dianggap sebagai petunjuk atas sesuatu, baik sesuatu yang baik maupun buruk. Oleh sebab itu, banyak orang yang berusaha mencari tahu arti mimpi dari berbagai sudut pandang.
Namun, langkah yang tepat untuk mempelajari sesuatu adalah dari sumber yang benar seperti agama atau ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, simak uraian mengenai arti mimpi buang air besar dalam penjelasan berikut.
Arti Mimpi Buang Air Besar dalam Perspektif Islam
Ketika seorang muslim buang air besar, hendaknya menerapkan adab-adab yang diajarkan dalam agama Islam. Adab-adab tersebut adalah mendahulukan kaki kiri, jangan membawa sesuatu yang ada asma Allah dan nabi maupun rasul, memakai alas kaki, membaca doa keluar dan masuk kamar mandi, bersuci dengan tepat menggunakan tangan kiri.
Namun apabila seorang muslim mengalami mimpi buang air besar, maka hal tersebut dapat ditinjau dari beberapa aspek. Dalam Islam, terdapat tafsir mimpi dengan berbagai kriteria. Untuk itu arti mimpi buang air besar dapat ditinjau dari agama Islam.
Kriteria tafsir mimpi dalam Islam yakni merupakan kabar dari Allah SWT atau setan, waktu datangnya mimpi, perasaan yang muncul ketika mimpi tersebut hadir, mimpi ketika seseorang terjaga, mimpi karena tipu daya setan, mimpi karena terbesit dalam hati seorang muslim, dan mimpi yang merupakan kebiasaan sehari-hari. Beberapa kriteria ini dapat digunakan untuk memahami arti mimpi buang air besar dalam Islam.
Pertama, jika mimpi tersebut menimbulkan perasaan senang, gembira, bahagia, maka bisa jadi hal ini merupakan kabar dari Allah SWT. Namun jika seseorang yang bermimpi merasa gelisah, sedih, merana, kesal, maka mimpi tersebut kemungkinan dari setan.
Jika seorang muslim mengalami mimpi yang buruk, maka hendaknya tidak diceritakan kepada siapapun. Sebaiknya, seorang muslim tersebut langsung mengambil wudhu dan sholat serta memohon ampun kepada Allah SWT. Hal ini selaras dengan hadis riwayat Muslim:
وَالرُّؤْيَا ثَلَاثٌ، الحَسَنَةُ بُشْرَى مِنَ اللَّهِ، وَالرُّؤْيَا يُحَدِّثُ الرَّجُلُ بِهَا نَفْسَهُ، وَالرُّؤْيَا تَحْزِينٌ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ رُؤْيَا يَكْرَهُهَا فَلَا يُحَدِّثْ بِهَا أَحَدًا وَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ
Artinya: “Mimpi itu ada tiga: (1) mimpi baik yang merupakan kabar gembira dari Allah, (2) mimpi karena bawaan pikiran seseorang (ketika terjaga), dan (3) mimpi menyedihkan yang datang dari setan. Jika kalian mimpi sesuatu yang tak kalian senangi maka jangan kalian ceritakan pada siapa pun, berdirilah dan shalatlah!” (HR Muslim).
Kedua, jika mimpi itu datang di waktu seperti tengah malam dan dini hari, maka mimpi tersebut datang dari Allah SWT. Namun jika mimpi itu datang di waktu awal malam dan petang, maka kemungkinan mimpi itu berasal dari setan. Berikut penjelasan Ibnu Qayyim al-Jauziyah terkait hal tersebut:
وَأَصْدَقُ الرُّؤْيَا: رُؤْيَا الْأَسْحَارِ، فَإِنَّهُ وَقْتُ النُّزُولِ الْإِلَهِيِّ، وَاقْتِرَابِ الرَّحْمَةِ وَالْمَغْفِرَةِ، وَسُكُونِ الشَّيَاطِينِ، وَعَكْسُهُ رُؤْيَا الْعَتْمَةِ، عِنْدَ انْتِشَارِ الشَّيَاطِينِ وَالْأَرْوَاحِ الشَّيْطَانِيَّةِ
Artinya: “Mimpi yang paling benar adalah di waktu sahur, sebab waktu tersebut adalah waktu turunnya (isyarat) ketuhanan, dekat dengan rahmat dan ampunan, serta waktu diamnya setan. Kebalikannya adalah mimpi di waktu petang (awal waktu malam)” (Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Madarij as-Salikin, juz 1, hal. 76).
Ketiga, ketika mimpi itu hadir saat seseorang dalam keadaan terjaga. Mimpi ini tidak dapat ditafsirkan karena seseorang menyadarinya dan membayangkannya.
Keempat, jika mimpi itu datang karena kata hati yang terbesit sebelum tidur, hal ini dapat disesuaikan dengan kepribadian dan amal perbuatan seorang muslim itu. Apabila seorang muslim yang taat bermimpi sesuai apa yang ia pikirkan dan muncul di hatinya, maka mimpi itu dapat menjadi petunjuk. Hal ini juga dilakukan oleh nabi dan rasul untuk meyakini adanya petunjuk dari Allah SWT.
Sementara itu, jika seorang yang berdosa dan bermaksiat, maka mimpi itu tidak ada artinya. Pasalnya, mimpi itu bukan petunjuk dari Allah SWT.
Kelima, mimpi yang berupa tipu daya setan. Mimpi ini contohnya yakni ketika seorang yang kerap berbuat maksiat bermimpi sedang berbuat maksiat dan ia justru dipuja dan dikagumi serta dijadikan sosok teladan dalam mimpinya, maka ia tidak boleh meyakini itu. Alasannya, mimpi ini tidak masuk akal.
Keenam, mimpi yang merupakan perwujudan kebiasaan sehari-hari. Contohnya ketika seorang muslim setiap jam 4 pagi berolahraga, tetapi ia tertidur dan bermimpi ia sedang berolahraga. Mimpi ini tidak dapat ditafsirkan karena hanya perwujudan dari kebiasaan sehari-hari.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui arti mimpi buang air besar dalam agama Islam dapat ditinjau dari perasaan yang ditimbulkan, kapan datangnya mimpi tersebut, apakah mimpi itu karena terus dipikirkan, dan apakah mimpi itu tipu daya setan, serta apakah mimpi tersebut merupakan perwujudan kegiatan sehari-hari. Selanjutnya mampu diketahui pula terdapat mimpi yang tidak dapat ditafsirkan.