Puisi merupakan tulisan yang dibuat secara dramatis dalam bentuk kalimat bersajak. Puisi temporer tidak mengacu pada aturan penulisan. Puisi dibuat dengan bebas tanpa kaidah tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.
Kosasih melalui bukunya yang berjudul Dasar-dasar Keterampilan Bersastra (2012) mengatakan puisi adalah wujud karya sastra yang memakai kata-kata indah dan penuh makna lantaran bahasa yang digunakan relatif lebih padat dan berbeda dengan yang biasa digunakan sehari-hari.
Waat-Dunton Situmorang (dalam Samosir, 2013) pada buku Apresiasi Puisi (2013) mendefinisikan puisi sebagai ungkapan nyata melalui kata-kata indah yang muncul dari pikiran manusia.
Kemudian Nurgiyantoro melalui buku Penilaian Pembelajaran Bahasa (2010) menjelaskan bahwa puisi adalah wujud karya sastra yang di dalamnya tercapai efek estetik dalam berbagai unsur bahasa.
Secara sederhana, Yohanes pada tulisannya yang berjudul Analisis Citraan pada Puisi-puisi yang Terdapat dalam Majalah Horison Edisi Juli 2015 menjelaskan bahwa karya sastra puisi merupakan bunyi bahasa (rima, irama, intonasi), bentuk baris (larik) dan bait yang ditandai oleh penggunaan diksi yang padat.
Kali ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang cara membuat puisi. Selain itu, Anda juga bisa mengidentifikasi karakteristik, jenis-jenis, hingga contohnya sebagai referensi pembelajaran.
Karakteristik Puisi
Secara umum, ciri-ciri puisi ditinjau dari zamannya. Puisi lama adalah puisi yang dibuat sebelum abad ke-20. Sementara puisi baru adalah masa setelahnya. Hal tersebut juga membedakan apa saja karakteristiknya.
Karakteristik Puisi Lama
1. Tidak diketahui siapa pengarangnya (anonim)
2. Terikat dengan acuan penulisan tiap bait, sajak, dan suku kata
3. Dipopulerkan dari mulut ke mulut
4. Penggunaan majas dan bersifat klise
5. Bertemakan kerajaan, fantasi, dan istanasentris.
Karakteristik Puisi Baru
1. Berbentuk tulisan atau lisan
2. Diketahui nama pengarangnya
3. Tidak terikat acuan penulisan jumlah baris, rima, dan suku kata
4. Sajak akhir relatif teratur
5. Bertemakan kehidupan secara umum hingga spesifik
6. Majas dinamis dan dapat berubah-ubah
7. Setiap baris atasnya merupakan kesatuan sintaksis
8. Setiap gatra terdiri dari dua kata dengan suku kata sejumlah 4-5.
Cara Membuat Puisi
1. Menentukan Tema
Cara membuat puisi yang paling penting adalah mengetahui tema apa yang ingin ditulis. Anda bisa menyesuaikan dengan keinginan, suasana hati, saran, atau penugasan dari guru yang menentukan.
Anda bisa memperhatikan dan mengingat kejadian di sekitar. Mengenai kesulitan, masalah, kebahagiaan, atau momen penting untuk digambarkan melalui kata-kata. Misalnya yang paling umum, yaitu kisah cinta Anda dengan pasangan.
2. Journaling
Istilah journaling merujuk pada menuliskan pikiran dan perasaan. Tujuannya untuk memahami perasaan dan keadaan agar lebih jelas dan valid.
Dalam menulis puisi, cara ini berguna untuk memilah apa saja yang ingin Anda tulis. Ketika sudah menemukan tema, Anda bisa mengurutkan permasalahan apa yang akan dibahas. Luangkan waktu sekitar 15-30 untuk melakukan journaling.
3. Membuat Kalimat Pertama
Selain judul, kalimat pertama pada puisi menentukan arah pembahasan puisi itu sendiri. Buatlah dengan kata-kata sedemikian rupa menggunakan rima yang menarik dan tak keluar jalur dari tema.
Baris pembuka puisi harus menarik perhatian pembaca, memunculkan maksud tematik puisi itu, dan memberikan wawasan tentang gaya penulisan penyair. Maka dari itu, Anda harus pandai memilih diksi dan dengan perbenbendaharaan kosa kata yang banyak.
4. Gunakan Majas
Secara bahasa dan mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain atau kiasan. Maka dari itu, majas sangat penting dalam cara membuat puisi.
Majas memiliki banyak jenis. Ada pun yang paling umum digunakan yaitu perumpamaan, metafora, dan simile. Majas-majas tersebut membandingkan dua hal yang bisa dijadikan penggambaran atau simbol.
5. Menyunting Puisi
Setelah puisi sudah selesai ditulis, tahap terakhir adanya menyuntingnya. Tujuannya yaitu mengoreksi tulisan apabila ada kata dan tanda baca yang keliru.
Apabila tulisan sudah benar, hal ini dapat mempermudah Anda dalam membacakan puisi. Anda juga bisa berlatih intonasi dan pelafalan untuk penampilan yang maksimal.
Contoh Puisi
Berikut contoh puisi karya Sapardi Djoko Damono dan Chairil Anwar:
Sajak Putih
Karya: Sapardi Djoko Damono
Beribu saat dalam kenangan
Surut perlahan
Kita dengarkan bumi menerima tanpa mengaduh
Sewaktu detik pun jatuh
Kita dengar bumi yang tua dalam setia
Kasih tanpa suara
Sewaktu bayang-bayang kita memanjang
Mengabur batas ruang
Kita pun bisu tersekat dalam pesona
Sewaktu ia pun memanggil-manggil
Sewaktu Kata membuat kita begitu terpencil
Di luar cuaca
Penghidupan
Karya: Chairil Anwar
Lautan maha dalam
Mukul dentur selama
Nguji tenaga pematang kita
Mukul dentur selama
Hingga hancur remuk redam Kurnia Bahagia
Kecil setumpuk
Sia-sia dilindung, sia-sia dipupuk.
Demikian pembahasan tentang cara membuat puisi yang patut diketahui. Anda juga bisa menambah referensi gaya menulis dan mengenal kosakata baru dengan membaca contoh puisi dari berbagai sumber.