Pemerintah sedang mematangkan aturan terkait pemberian insentif fiskal baru untuk perusahaan yang akan membangun pabrik mobil listrik di Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rachmat Kaimuddin, mengatakan beleid yang mengatur insentif untuk pabrik mobil listrik tersebut diprediksi akan terbit pada bulan ini atau November 2023 mendatang.
Rachmat mengatakan, adanya insentif fiskal tersebut merupakan upaya pemerintah untuk mendorong produsen mobil listrik terutama dari luar, agar masuk ke Indonesia dengan kapasitas produksi yang besar.
“Kita membuat kebijakan, mudah-mudahan bisa keluar kebijaknnya itu kalau enggak bulan ini mungkin bulan depan. Jadi kita akan memberikan insentif fiskal kepada pabrikan yang berjanji untuk membuat pabrik di Indonesia, itu akan kita akan dorong,” ujarnya dalam acara Indonesia Knowladge Forum 2023 di Jakarta, Selasa (10/10).
Rachmat mengatakan, aturan insentif untuk pabrik mobil listrik tersebut nantinya akan dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres). Selain itu, dia menyebutkan bahwa insentif fiskal itu nantinya hanya akan diberikan untuk pabrik mobil listrik electric vehicle/EV) passenger seat.
Namun demikian, saat ditanyakan lebih lanjut terkait isi aturan, Rachmat enggan untuk mengungkapkan karena isi aturan itu masih dalam tahap proses peninjauan dengan pemangku kebijakan terkait.
Indonesia Lobi Geely Bangun Pabrik
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa produsen mobil listrik asal Cina, Geely, tertarik untuk melakukan produksi di Indonesia.
"Geely ini nomor tiga mobil listrik di Cina. Kami sudah lihat tempatnya. Mereka akan buat mobil listrik di sini,” ujar Luhut dalam paparannya pada Seminar Nasional Ikatan Alumni SMA Xaverius 1 Palembang (IKAXA) di Jakarta, Kamis (14/9).
Pemerintah sejatinya tengah mengembangkan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KLBB) di dalam negeri yaitu, dengan menyalurkan insentif fiskal bagi motor listrik, insentif pembelian baru motor listrik, hingga insentif untuk konversi motor listrik.
Tak hanya itu, pemerintah juga mengundang produsen kendaraan listrik dari luar dengan tujuan agar mereka menanamkan modal di Indonesia. Luhut menyebut, Geely tertarik terhadap penawaran dari pemerintah untuk menyediakan nikel ore sebagai bahan baku utama pembuatan baterai kendaraan listrik di perusahaannya.
Lebih lanjut, Luhut menuturkan sebagai timbal baliknya, pemerintah meminta Geely untuk membangun pabrik di Tanah Air, dengan riset yang dilakukan bersama para ahli dalam negeri untuk memproduksi mobil listrik dan dengan merek Indonesia.
"Research dengan Indonesia, bikin mobil listrik di Indonesia tapi menjadi merek Indonesia. Dia bilang mau, dan kami akan supply dengan nikel ore. Jadi, kapan lagi kita punya mobil Indonesia," ujarnya.
Pembicaraan dengan Geely sendiri sejatinya sudah dilakukan beberapa bulan terakhir. Puncaknya pada September 2023, Luhut menawarkan Geely untuk melakukan joint research produksi mobil listrik di Indonesia.
Adapun proses riset juga telah disepakati bahwa akan dipimpin oleh pihak Indonesia. Luhut mengatakan, setelah riset tersebut selesai, Indonesia ditargetkan bisa memiliki merk mobil listrik sekitar tahun 2025-2026 mendatang.