Advertisement
Advertisement
Analisis | Potensi Golput Pemilih Muda di Pemilu 2024 Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Potensi Golput Pemilih Muda di Pemilu 2024

Foto: Joshua Siringo ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Potensi golput pada Pemilu 2024 masih bisa terjadi meski kecenderungannya berkurang dibandingkan dua pemilu sebelumnya. Apalagi, sepanjang sejarah tidak pernah partisipasi pemilih mencapai 100%. Mengapa masih ada masyarakat yang tidak ikut mencoblos?
Vika Azkiya Dihni
14 Juli 2023, 16.08
Button AI Summarize

Sementara pada 2019, angka partisipasi pemilih muda meningkat menjadi 91,3%. Kemudian disusul 8% tidak memilih dan 0,7% tidak menjawab.

Alasan Pemilih Muda Golput

Meski partisipasi pemilih muda meningkat, potensi golput pada kelompok ini masih bisa terjadi. Pada pemilu 2019 lalu, alasan kelompok muda tidak memilih didorong masalah teknis, seperti berhalangan hadir karena berada di luar daerah hingga tidak memperoleh kartu pemilih. 

Namun ada juga faktor non-teknis, seperti ideologi dan pesimisme terhadap hasil pemilu yang dapat memicu mereka golput. Hal ini terlihat dari hasil survei UMN Consulting, lembaga riset milik Universitas Multimedia Nusantara pada awal tahun ini. Mereka tidak percaya bahwa pemilu dapat membawa perubahan dan perbaikan pada masalah bangsa. 

Mereka memutuskan golput karena kebanyakan visi dan misi yang diusung para capres dan cawapres berseberangan dengan pandangan politik mereka. Dari kondisi ini, para peserta pemilu perlu membaca pandangan dan aspirasi pemilih muda, seperti soal kesejahteraan, lapangan kerja, hingga lingkungan hidup. 

Potensi Golput Pemilu 2024

Sama seperti pemilu sebelumnya, tingkat golput pada Pemilu 2024 mendatang diprediksi relatif rendah. Hal ini terlihat dari survei Litbang Kompas yang dilakukan kepada 1.202 responden pada awal tahun ini. Litbang Kompas mengategorikan Gen Z sebagai responden berusia 17-26 tahun. Sedangkan Gen Y merupakan responden berusia 27-33 tahun, Gen X 34-55 tahun, dan baby boomers 56-74 tahun.

Hasil survei mencatat hanya 0,6% Gen Z yang berniat golput. Dibandingkan generasi di atasnya, tercatat 1% milenial muda dan 1,3% milenial tua yang berniat tidak akan menggunakan hak pilih mereka pada Pemilu 2024.

Minat Gen Z menggunakan hak pilih dalam rangkaian pemilu mendatang—pilpres dan legislatif—masih cukup besar. Kendati begitu, antusiasme kaum muda ini cenderung lebih rendah jika dibandingkan dengan generasi di atasnya. 

Pada Gen Z tingkat antusiasme memilih capres-cawapres, partai, dan caleg berada di 67,8%. Sementara pada generasi di atasnya berada di rentang 68,1% hingga 77,9%.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira