Advertisement
Advertisement
Analisis | Resesi Ekonomi Berlalu, Kapan Musim Pengangguran Usai? - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Resesi Ekonomi Berlalu, Kapan Musim Pengangguran Usai?

Foto: Joshua Siringo-ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Tingkat pengangguran di Indonesia diperkirakan akan terus berkurang setelah pandemi menjungkalkan ekonomi ke jurang resesi pada 2020. Namun, Indonesia mungkin butuh waktu tujuh tahun untuk mengembalikan kondisi seperti masa prapandemi. Mengapa?
Dzulfiqar Fathur Rahman
10 Mei 2022, 07.45
Button AI Summarize

Dampak pandemi Covid-19 diperkirakan lebih panjang dirasakan bagi pekerja di tanah air. Dalam jangka menengah, tingkat pengangguran membutuhkan waktu panjang untuk kembali ke level prapandemi.

Resesi ekonomi akibat pandemi memaksa banyak perusahaan mengurangi tenaga kerja. Tingkat pengangguran naik ke 7,07% pada 2020. Meski ada gejala penurunan, tingkat pengangguran belum dapat kembali ke posisi sebelum pandemi yang berkisar 4-5%. 

Dalam Pandangan Ekonomi Dunia (WEO) edisi April, Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan tingkat pengangguran Indonesia akan turun ke 6% pada 2022 dari 6,49% pada tahun sebelumnya.

Proyeksi penurunan pengangguran ini sejalan dengan bangkitnya ekonomi Indonesia dari pandemi. Kondisi yang mendorong negara ini masuk ke dalam resesi pertamanya sejak krisis finansial Asia pada 1998.

IMF menunjukkan bahwa tingkat pengangguran Indonesia baru akan kembali ke tingkat prapandemi pada 2027. Sekitar tujuh tahun sejak pemerintah mencatat kasus virus corona terkonfirmasi yang pertama.

Namun, pengalaman krisis 1998 mengungkapkan bahwa bekas luka (atau scarring effect) dari pandemi relatif lebih teredam. Walaupun terdapat sedikit penurunan pada 2000, tingkat pengangguran terus meningkat sejak krisis dan memuncak di 11,24% pada 2005.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, dampak krisis 1998 lebih besar dari pandemi karena berawal dari masalah moneter dan melebar ke krisis ekonomi, sosial dan politik. Di sisi lain, krisis selama pandemi sebagian besar diakibatkan oleh pembatasan kegiatan masyarakat untuk mencegah penularan virus.

Dengan krisis ekonomi, sosial dan politik, Indonesia mencatat kontraksi produk domestik bruto (PDB) sebesar 13,12% pada 1998. Kontraksi tersebut jauh lebih dalam dari 2,07% pada tahun 2020.

“Tentunya ketika (pembatasan mobilitas) dilonggarkan (permintaan) akan dapat segera pulih,” kata Faisal kepada Katadata dalam pesan singkat pada Kamis, 28 April 2022. “Ini akan memicu perbaikan yang cukup cepat dari sisi suplai untuk memenuhi (permintaan) tersebut.”

Setelah menghadapi gelombang Omicron pada awal 2022, pemerintah melonggarkan pembatasan kegiatan masyarakat. Seperti mengizinkan masyarakat untuk mudik pada lebaran lalu. Jumlah pengunjung di tempat-tempat seperti perkantoran dan pusat perbelanjaan pada akhir bulan April mulai lebih tinggi dari level normal prapandemi, menurut Our World in Data.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira