Advertisement
Advertisement
Analisis | Peluang Indonesia Terbebas dari Kemiskinan Ekstrem pada 2024 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Peluang Indonesia Terbebas dari Kemiskinan Ekstrem pada 2024

Foto: Joshua Siringo-ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Ada 5,98 juta penduduk Indonesia yang masih dalam kondisi kemiskinan ekstrem. Mungkinkah target pemerintah mengentaskan kemiskinan absolut tersebut pada 2024?
Vika Azkiya Dihni
25 Agustus 2022, 18.38
Button AI Summarize

Kemiskinan ekstrem atau kemiskinan absolut merupakan kondisi seseorang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan primer, seperti makanan, air minum, sanitasi, kesehatan, pendidikan, serta tempat tinggal. Pemerintah menargetkan tidak ada lagi orang miskin ekstrem tersebut pada 2024.

Bank Dunia mengategorikan kemiskinan ekstrem sebagai kondisi pengeluaran penduduk di bawah US$1,9 paritas daya beli (PPP/ purchasing power parity) per hari. Dalam rupiah, nilainya setara dengan Rp11.941 pada 2021, sedikit naik dibandingkan Rp10.196 pada 2017.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dikutip Bank Dunia, ada 5,98 juta orang yang berada dalam kondisi kemiskinan ekstrem pada 2021. Jumlah tersebut setara 2,16% dari total populasi.   

Tingkat kemiskinan ekstrem tersebut lebih rendah dibandingkan kemiskinan nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan pada waktu yang sama sebesar 27,54 juta jiwa atau 10,14% dari populasi. Pada Maret 2022, angkanya turun menjadi 9,54%.

Penduduk yang mengalami kemiskinan tersebar di seluruh provinsi. Rasionya terhadap populasi terbesar ada di Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Jika dilihat dari jumlahnya, Jawa Barat yang terbanyak memiliki penduduk miskin ekstrem mencapai 1,77 juta orang. Diikuti Jawa Timur dan Jawa Tengah masing-masing 1,74 juta orang dan 1,52 juta orang.

Adapun dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, 61,41% kemiskinan ekstrem berada di perdesaan. Dan hanya 38,59% tinggal di perkotaan.

Bank Dunia menilai Indonesia salah satu negara yang mampu menurunkan tingkat kemiskinan ekstrem terbesar. Krisis ekonomi 1997-1998 telah menyebabkan angka kemiskinan absolut tersebut melonjak ke level 63,16%. Sepanjang 2000-2015, Indonesia berhasil menurunkan kemiskinan ekstrem rata-rata 2,1% per tahun.

Lantas akankah penduduk yang mengalami kemiskinan ekstrem tersebut dapat dihilangkan? Menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, meski jumlahnya relatif kecil tidak menjamin kemiskinan mudah diatasi.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira