Pemerintah Prioritaskan Pengguna Komponen Lokal Menang Tender Migas

Anggita Rezki Amelia
30 Agustus 2016, 17:37
Pipa Gas
Arief Kamaludin|KATADATA
Pekerjaan pipanisasi gas milik Pertamina Gas di Kawasan Marunda, Jakarta Utara.

Pemerintah akan memprioritaskan pengguna komponen lokal sebagai pemenang tender di sektor minyak dan gas bumi (migas). Tujuan langkah itu untuk menekan angka impor.

Direktur Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Djoko Siswanto mengatakan selama ini proses tender hanya memenangkan penawar yang paling murah. “Sekarang lebih mahal sedikit pun, kami upayakan produk dalam negeri,” kata Djoko di Jakarta, Selasa, 30 Agustus 2016.

Menurut dia, produk dalam negeri juga sudah dipakai di beberapa proyek, misalnya pipa dalam proyek Kepodang. Dengan demikian, tidak ada alasan bahwa spesifikasi pipa buatan lokal  tidak bisa digunakan untuk proyek migas di Indonesia. (Baca: Tingkatkan TKDN, Luhut Minta Pertamina Pakai Pipa Dalam Negeri).

Di sisi lain, menurut Djoko, produk dalam negeri seperti pipa juga harus efisien agar dapat bersaing dengan barang impor dari segi harga. Salah satu cara dengan menekan ongkos angkut pipa. Kemudian dari segi kecepatan produksi. “Memproduksi pipa itu kalau cepat makin efisiensi,” ujar dia.

Sementara itu, pelaku industri pipa meminta pemerintah bersikap tegas menerapkan aturan penggunaan produk dalam negeri, khususnya untuk menunjang operasional hulu migas. Menurut Direktur Utama Bakrie Pipe Industries Atok Hendrayanto, aturan penggunaan produk lokal di industri migas sudah ada sejak lama.

Salah satunya tercantum dalam Peraturan Menteri Energi Nomor 15 Tahun 2013 tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri pada Kegiatan Usaha Hulu Migas. "Saat ini hanya butuh ketegasan dari regulator untuk menerapkan peraturan tersebut secara konsisten," kata dia kepada Katadata, Senin, 29 Agustus 2016. (Baca: Soal TKDN, KKKS Minta Pemerintah Awasi Industri Penunjang Migas).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...