Pertamina Diminta Hati-Hati Ambil Blok East Kalimantan

Arnold Sirait
27 Januari 2016, 15:24
Ketua KEN Andang Bachtiar
Arief Kamaludin|KATADATA
Ketua Komite Energi Nasional (KEN) Andang Bachtiar

KATADATA - Niat PT Pertamina (Persero) mengelola Blok East Kalimantan mendapat sorotan dari Komite Eksplorasi Nasional (KEN). KEN meminta Pertamina berhati-hati sebelum mengambil alih Blok tersebut dari Chevron Indonesia Company paska berakhirnya kontrak di 2018. Salah satu yang harus menjadi perhatian Pertamina adalah kondisi harga minyak dunia.

Ketua KEN Andang Bachtiar mengatakan Pertamina harus menghitung kembali nilai keekonomian dari Blok tersebut. Apalagi harga minyak dunia masih dikisaran US$ 30 per barel dan masih ada potensi untuk terus turun. Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) di pasar spot, Rabu (27/1) sebesar US$ 30,84 per barel. Sedangkan jenis Brent sebesar US$ 31,36 per barel. (Baca : Banjir Pasokan, Harga Minyak Bisa Terus Turun Hingga Akhir Tahun)

Menurut dia, Blok East Kalimantan tidak akan ekonomis jika harga minyak terus turun sampai kontraknya dengan Chevron berakhir. Apalagi hingga mendekati level US$ 20 per barel. “Hati-hati. Harga minyak lagi turun dan bisa liar hingga US$ 20 per barel. Itu harus diperhitungkan semua apakah menguntungkan atau tidak,” kata Andang di Gedung Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Jakarta, Selasa malam (26/1).

Selain harga minyak Pertamina juga harus memperhatikan karakteristik dari Blok East Kalimantan. Mengingat blok ini sudah lama beroperasi sejak 1968. Menurut dia semakin tua lapangan, maka cadangan yang ada semakin menipis. “Kalau bicara cadangan yang sudah existing P1 (terbukti) dan P2 (mungkin) ada di Ataka dan beberapa lapangan di Selatan milik Chevron,” ujar dia.

Dengan kondisi tersebut, dia tidak ingin Pertamina hanya mendapatkan ampasnya  saat mengelola Blok East Kalimantan. Untuk mencari cadangan baru di blok tersebutmemerlukan dana yang tidak sedikit, mengingat teknologi yang dibutuhkan akan semakin tinggi.   

Pekan lalu, Chevron sudah memutuskan untuk  tidak akan memperpanjang kontrak pengelolaan Blok East Kalimantan yang masa kontraknya. Chevron akan mengembalikan aset yang ada di Blok tersebut kepada pemerintah pada 24 Oktober 2018 mendatang. Alasannya, Chevron akan fokus menggarap proyek laut dalam (IDD/Indonesia Deepwater Development). (Baca : SKK Migas Targetkan Proposal IDD Chevron Rampung Bulan Depan)

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...