PGN Belum Putuskan Nasib Saka Pasca Holding Migas Terbentuk

Anggita Rezki Amelia
8 November 2016, 12:13
Stand PGN
Arief Kamaluddin | Katadata

Pemerintah terus berupaya merealisasikan rencana pembentukan induk usaha (holding) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor minyak dan gas bumi (migas). Nantinya, PT Pertamina (Persero) akan menjadi holding dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

Targetnya proses pembentukan holding tersebut dilakukan tahun ini. Meski begitu, hingga kini PGN belum memutuskan apa langkah selanjutnya yang akan dilakukan terhadap anak usahanya, setelah menjadi bagian dari Pertamina. (Baca: Pertamina - PGN Sepakat, Holding Migas Tinggal Proses Valuasi)

Direktur Strategis dan Bisnis Development PGN Wahid Sutopo mengatakan pihaknya belum bisa memastikan bagaimana nasib anak usahanya. Salah satunya PT Saka Energi Indonesia yang bergerak dalam usaha hulu migas. Saat ini masih fokus pada kinerja perusahaan tersebut, ketimbang nasibnya setelah holding terbentuk.

"Kami fokus pada Saka yang ada sekarang, bagaimana caranya (agar) kinerjanya bisa dipelihara. Sekarang sudah lebih bagus," kata dia di Jakarta, Senin (7/11).

Bagi dia, Saka Energi merupakan anak usaha yang sudah mandiri dan independen. Bahkan biaya operasional Saka Energi dilakukan internal dan tidak lagi bergantung pada pendanaan dari PGN sebagai induk usahanya. (Baca: Hingga Kuartal III-2016, Laba PGN Turun 21 Persen)

Bisnis hulu migas yang berisiko tinggi membuat Saka Energi bisa melakukan hal ini. Selama ini Saka telah banyak mengelola anak usahanya sebagai kontraktor migas. Secara prinsip, kata Sutopo, pembentukan Saka Energi berbeda dengan anak usaha dan PGN sendiri yang bisnis intinya di sektor hilir gas.

Dia mengakui selama ini kinerja Saka sudah cukup baik. Perusahaan ini mampu meningkatkan produksi gas di lapangan luar negeri. Di Lapangan Fasken Area, Amerika Serikat, Saka telah memproduksi gas nonkonvensional, yakni gas serpih atau shale gas. Pada lapangan ini Saka memegang hak kelola sebesar 36 persen. Adapun gas yang dihasilkan sekitar 160-180 juta kaki kubik per hari (mmscfd).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...