Target Serapan 97 Persen, Belanja Negara Jadi Motor Ekonomi Kuartal IV

Desy Setyowati
8 November 2016, 17:02
Infrastruktur
Arief Kamaludin|KATADATA

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III lalu hanya 5,02 persen, lebih lambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,18 persen. Penyebabnya, pertumbuhan konsumsi pemerintah minus 2,97 persen. Demi mencapai target pertumbuhan 5,1 persen, pemerintah akan menggenjot belanja pemerintah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui, pertumbuhan melambat karena pemerintah memangkas anggaran dua kali pertengahan tahun ini lantaran seretnya penerimaan. Alhasil, pertumbuhan konsumsi pemerintah secara kuartalan anjlok dari 36,16 persen pada kuartal II menjadi minus 0,2 persen pada kuartal III lalu.

Imbasnya, pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga menurun. PMTB merupakan pengeluaran untuk barang modal sebagai investasi, seperti untuk bangunan, jalan dan bandara, serta mesin dan peralatan. Secara tahunan, pertumbuhannya turun satu persen menjadi 4,06 persen pada kuartal III lalu, dan secara kuartal berkurang 0,02 persen menjadi 2,53 persen.

Karena itulah, Sri Mulyani menargetkan belanja pemerintah akan meningkat di sisa tahun ini untuk mengerek pertumbuhan ekonomi kuartal IV. Berdasarkan perhitungannya, dia optimistis penyerapan anggaran tahun ini bisa melebihi 95 persen dari target atau lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Seperti diketahui, setelah menjadi Menteri Keuangan, Sri Mulyani memangkas belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) dua kali sehingga saat ini menjadi Rp 1.952,3 triliun. Sri Mulyani berharap, penyerapan anggaran mencapai 95-97 persen dari target atau maksimal Rp 1.893,7 triliun.

(Baca: Kalla Optimistis Ekonomi Kuartal IV Tumbuh Lebih Tinggi)

Per September lalu, belanja negara baru mencapai Rp 1.305,5 triliun. Artinya, pemerintah siap menggelontorkan anggaran senilai Rp 549,2 triliun-Rp 588,2 triliun pada kuartal IV ini sehingga serapannya menjadi 95-97 persen. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi akan terdongkrak.

“Yang biasanya tidak terbelanjakan itu sebesar lima persen, itu bisa menurun menjadi hanya dua persen. Itu positif, karena kalau dilihat dari kuartal III belanja pemerintah dianggap melambat,” kata Sri Mulyani usai Rapat Koordinasi (Rakor) tentang Indonesia National Single Window (INSW) di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (8/11).

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...