Darmin Dukung Sri Mulyani Putuskan Hubungan dengan JP Morgan

Miftah Ardhian
3 Januari 2017, 12:48
Darmin Sri Mulyani
Arief Kamaludin | Katadata

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mendukung langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani memutuskan semua hubungan kerja sama dengan JP Morgan Chase Bank NA. Alasannya, bank investasi asal Amerika Serikat itu membuat riset tentang kondisi perekonomian Indonesia yang dinilai tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Menurut Darmin, langkah yang diambil oleh Kementerian Keuangan tersebut sudah tepat. "Bahwa Kementerian Keuangan sudah mengambil langkah yang baik," ujarnya di Jakarta, Selasa (3/12). Meskipun di sisi lain, pemerintah memang harus tetap meningkatkan kinerjanya untuk terus memberikan kemudahan dalam menarik investasi ke Indonesia.

Darmin mengakui, pemerintah tidak mengetahui standar yang digunakan oleh lembaga-lembaga riset dalam membuat laporan dan rekomendasi investasi kepada para pelanggannya. Jadi, hasil riset yang dibuat sepenuhnya memang merupakan hak lembaga-lembaga tersebut.

(Baca: Kementerian Keuangan: JP Morgan Buat Riset Tak Kredibel)

Namun, Darmin menekankan, hasil riset tersebut haruslah dapat dipertanggungjawabkan. Persoalannya, menurut dia, rekomendasi investasi di Indonesia yang dikeluarkan oleh JP Morgan berbeda jauh dengan hasil riset lembaga-lembaga sejenis lainnya. "Hak mereka (melakukan riset). Tapi sebetulnya masing-masing harus ada tanggung jawabnya mengenai kebenarannya."

Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara menyatakan, pemerintah menghentikan kerja sama dengan JP Morgan sebagai bank persepsi dan dealer utama obligasi negara. Penyebabnya, dalam riset terakhirnya pada November 2016 lalu, JP Morgan menurunkan rekomendasi investasi di Indonesia dari “overweight” menjadi “underweight”.

Padahal, pemerintah menilai rekomendasi itu tidak tepat jika mengacu kepada kondisi ekonomi di dalam negeri. Menurut Suahasil, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar lima persen tahun 2016 masih lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain.

Hal tersebut semestinya menjadi pertimbangan JP Morgan dalam membuat kajian dan rekomendasinya. "Assessment (penilaian) JP Morgan tidak dapat kami mengerti. Kalau kami bandingkan negara lain, rasanya Indonesia tidak sejelek yang dikatakan JP Morgan,” ujar Suahasil kepada Katadata, Senin (2/1) malam.

(Baca: Riset Dianggap Ganggu Stabilitas, JP Morgan Diputus Pemerintah)

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...