Saham BUMN Karya Turun Imbas Penghentian Proyek Jalan Layang
Perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghentikan sementara pengerjaan proyek infrastruktur transportasi layang (elevated), berdampak buruk bagi saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor konstruksi. Sejak perintah tersebut dikeluarkan dua hari lalu, harga saham emiten BUMN Karya mengalami penurunan.
Penghentian sementara proyek jalan layang telah membuat harga saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk. turun 5,47 persen dalam dua hari. Harga saham Waskita pada penutupan perdagangan Senin (19/2) berada di kisaran Rp 3.110, kemudian terus turun dalam dua hari hingga ditutup pada perdagangan Rabu di harga Rp 2.940.
Bahkan, saham anak usahanya PT Waskita Beton Precast Tbk juga mengalami penuruan 2,86 persen dalam dua hari perdagangan. Saham-saham BUMN Karya lainnya, seperti PT Adhi Karya (Persero) Tbk turun 3,6 persen ke Rp 2.400, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk turun 4,5 persen menjadi Rp 1.930, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk turun 2,2 persen menjadi Rp 5.550.
(Baca: Akibat Kecelakaan Konstruksi, 4 Proyek Besar Transportasi Dihentikan)
Penurunan saham WSKT merupakan yang terdalam dibanding BUMN Karya dan anak usaha lainnya. Bahkan sampai melebar ke anak usahanya. Jika melihat kasus kecelakaan kerja yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir, mayoritas merupakan proyek-proyek yang digarap Waskita. Terutama kasus terakhir di proyek Tol Becakayu, yang memicu Presiden Jokowi mengeluarkan perintah moratorium proyek jalan layang Selasa lalu.
"Sebenarnya karena profit taking wajar saja, yang dikasih bumbu moratorium, penghentian sementara proyek-proyek di atas tanah (elevated) akibat banyaknya kecelakaan kerja. Itu saja, tidak ada yang lain," ujar Analis Royal Investum Sekuritas Wijen Ponthus kepada katadata.co.id, Kamis (22/2).