Empat Tahun Jokowi-JK, Investasi Sektor Energi Terus Turun

Arnold Sirait
24 Oktober 2018, 17:40
Rig
Katadata

Investasi di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus turun sejak beberapa tahun terakhir. Salah satu penyebabnya harga minyak dunia.

Berdasarkan bahan paparan dari Kementerian ESDM, penurunan investasi terjadi sejak tahun 2014 hingga 2017. Tahun 2014, investasi sektor energi mencapai US$ 33,5 miliar, lalu 2015 hanya US$ 32,3 miliar, setahun berikutnya US$ 29,7 miliar dan tahun 2017 Cuma US$ 27,5 miliar.

Advertisement

Dalam kurun waktu itu penurunan paling konsisten terjadi di sektor minyak dan gas bumi (migas). Tahun 2014, investasinya bisa mencapai US$ 21,7 miliar, tahun 2015 sebesar US$ 17,9 miliar, tahun 2016 sebesar US$ 12,7 miliar dan 2017 mencapai US$ 11 miliar.

Adapun, hingga kuartal III tahun 2018, realisasi investasi hanya US$ 15,2 miliar. Perinciannya adalah sektor migas US$ 8 miliar, kelistrikan US$ 4,8 miliar, mineral dan batu bara US$ 1,6 miliar; dan energi baru terbarukan US$ 0,8 miliar.

Capaian kuartal III itu masih di bawah target tahun ini. Kementerian ESDM menargetkan investasi sektor energi hingga Desember mencapai US$ 37,2 miliar.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan investasi di hulu migas turun seiring harga minyak. “Harga minyak dunia ini tidak bisa kami kendalikan,” kata dia saat paparan kinerja pemerintah Joko Widodo (Jokowi) – Jusuf Kalla (JK), Rabu (24/10).

Sebenarnya, jika mengacu data Kementerian ESDM, harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) mengalami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 2016, rata-rata harga minyak hanya US$ 35,46 per barel. Tahun 2017, bisa mencapai US$ 51,15 per barel.

Lalu rata-rata sejak awal Januari hingga September 2018 sebesar US$ 68,2 per barel. Bahkan, periode September, ICP mencapai level tertinggi US$ 74,9 miliar.

Menurut Jonan, investasi migas nanti akan bangkit lagi di tahun 2019 dan 2020 karena ada tren harga minyak naik. Eksplorasi pun akan bergairah jika harga minyak tinggi.

Jonan juga meminta semua pihak melihat investasi secara adil. Investasi bisa turun kalau suatu proyek dipangkas cost recovery-nya (pengembalian biaya operasional). Apalagi, yang diinvestasikan sekarang tidak langsung terlihat dampaknya. Itu bisa dirasakan tujuh hingga 10 tahun lagi. “Efisensi dari investasi harus menjadi catatan,” ujar dia.

Halaman:
Reporter: Fariha Sulmaihati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement