Empat Strategi Jokowi-Ma’ruf Capai Ketahanan Energi

Image title
16 November 2018, 22:22
Pembangkit Tenaga Angin
ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Sebuah kendaraan alat berat beroperasi di area pembangunan Pembangkit Listirk Tenaga Bayu (PLTB) di Desa Mattirotasi, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, Selasa (28/11). Pembangunan PLTB dengan kapasitas 75 megawatt tersebut akan membantu pasokan listrik di Wilayah Sulselbar dan ditargetkan rampung akhir tahun 2017 dengan kekuatan putaran 30 buah turbin kincir angin.

Pasangan calon presiden Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya Ma’ruf Amin telah menyusun strategi untuk mencapai ketahanan energi. Program ini tidak banyak berubah dari periode pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

Direktur Megawati Institute Arif Budimanta mengatakan jika terpilih lagi, Jokowi-Ma’ruf akan melanjutkan program yang saat ini berlangsung. “Berjalan kontinu jadi apa yang dilakukan sekarang itu adalah bangunan fondasi, kita teruskan saja,” kata dia, di Jakarta, Jumat (16/11).

Saat ini, di Indonesia memang masih menghadapi beberapa kendala. Salah satunya adalah harga energi yang masih mahal dibandingkan rata-rata di negara lain. Harga energi di Indonesia bisa mencapai US$ 36,64 per Barrel of Oil Equivalent (BOE). Sedangkan, harga rata-rata energi di dunia US$ 32,83 per BOE. 

Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) juga masih di bawah target Rencana Strategis EBTKE 2015-2019.Berdasarkan laporan kinerja Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) realisasi Pembangkit Litsrik Tenaga Panas Bumi tahun 2017 baru mencapai 92% dari target, Pembangkit Listrik Tenaga Bioenergi (PLT Bio) 80%, Pembangkit Listrik Tenaga Air 42%. Sedangkan, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) baru 6%.

Penyebab, belum mecapai target adalah keterbatasan akses pembiayaan. Penyebab lainnya adalah regulias. Contohnya, untuk panas bumi,belum regulasi yang komprehensif dalam rangka mendorong pembangunan EBT oleh badan usaha.

Oleh karena itu, Jokowi dan Amin akan meningkatkan keterlibatan pihak swasta dalam berivestasi EBT. Lalu, mengidentifikasikan investor potensial agar mau berivestasi. Kemudian, akan dilakukan proses penyederhanaan birokrasi antar kementerian dan lembaga.  

Arif juga mengungkapkan pengembangan energi tidak hanya akan dilakukan di level nasional maupun regional, tetapi juga komunitas. Ini bercermin pada negara maju yang sudah menerapkan panel surya atap rumah. "Pengembangan energi kita ada level nasional regional dan komunitas, ini juga yang dilakukan di negara-negara maju," kata dia. 

(Baca: Prabowo-Sandi Andalkan Energi Terbarukan untuk Capai Swasembada)

Secara keseluruhan Jokowi-Amin memiliki Program 4A di sektor energi yaitu:

1. Affordabilitas

-Meningkatkan keterlibatan pihak swasta dalam berinvestasi di bidang EBT

-Mengindentifikaikan investro potensial agar mau berinvestasi di daerah tersebut

-Penyederhanaan proses birokrasi dengan meningkatkan koordinasi antar kementerian dan lembaga

-Akseslerasi peningkatan nilai tambah migas maupun batu bara dan mineral dalam negeri

-Mendorong penggunaan sumber energi bau dan terbarukan yang memiliki nilai ekonomis tinggi, teruatama dalam jangka panjang

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...