Binar Academy, Startup Pendidikan Besutan Mantan Petinggi Gojek

Desy Setyowati
29 Desember 2018, 05:00
Binar Academy
Instagram/@academybinar
Tim Binar Academy saat saat Grand Launching di The Breeze, BSD City, Sabtu (22/12) lalu

Startup digital terus tumbuh di Indonesia. Namun, pertumbuhan itu tak diimbangi dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni di bidang teknologi informasi. Binar Academy melihat celah itu sebagai potensi bisnis.

Binar Academy menyediakan berbagai program pendidikan terkait teknologi informasi, dari yang gratis hingga bernilai belasan juta rupiah per paketnya. "Sudah ada 12 ribu orang yang mendaftar," ujar Chief Business Development Officer Binar Academy Dheta Aisyah kepada Katadata, Kamis (27/12).

Berdiri sejak 2016, Binar Academy kini sudah hadir di lima kota, yakni Batam, Kupang, Ambon, Yogyakarta, Tangerang. Selain Dheta, pendirinya adalah Alamanda Shantika, mantan VP of Technology Gojek.

Alamanda yang pernah memimpin tim yang beranggota 130 teknisi dan Dheta yang sebelumnya juga bekerja di Gojek sadar betul bahwa talenta di bidang digital di Indonesia masih terbatas. Bahkan di Gojek yang sudah menyandang predikat unicorn, rekrutmen talenta digital bukan hal mudah.

"Meski lulusan Sarjana 1 (S1), Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) bagus, tapi keahliannya belum sesuai standar industri digital," ujar dia.

(Baca: Beda dengan Gojek, Traveloka Tak Ingin Kembangkan SuperApp)

Minimnya talenta di bidang digital ini lantas memicu impor tenaga kerja. Berkaca dari kondisi ini, ia dan Alamanda memandang perlu ada perusahaan atau badan khusus untuk menciptakan lebih banyak talenta di bidang digital. 

Binar Academy banyak bekerja sama dengan korporasi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hingga startup untuk membiayai pendidikan para siswanya. Beberapa perusahaan yang sudah bekerja sama adalah CIMB Niaga, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), PT Angkasa Pura, PT Visionet Internasional (OVO), dan PT Investree Radhika Jaya (Investree).

Perusahaan-perusahaan tersebut akan membayar hingga Rp 10 juta untuk setiap murid Binar Academy yang direkrut. Uang dari perusahaan-perusahaan besar itu kemudian digunakan untuk subsidi silang. "Itu untuk menutupi biaya pendidikan mereka (para siswa)," ujarnya. "Setiap satu orang yang direkrut oleh perusahaan itu bisa membiayai 13 siswa."

Hanya, ia mengakui bahwa dana dari perusahaan itu tak cukup untuk membiayai 12 ribu pendaftar program gratis di Binar Academy. Sebab, sejak 2016, lulusan Binar Academy berjumlah 400 orang, dan baru 150 orang di antaranya yang direkrut oleh perusahaan.

(Baca: Setelah Infrastruktur, Pemerintah Berfokus ke Pembangunan Manusia)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...