Tiga Sektor Ekonomi Kreatif Ini Akan Tumbuh Terpesat Sepanjang 2019

Dini Hariyanti
25 Januari 2019, 07:00
Guns N' Roses
Twitter/@gunsnroses
Guns N' Roses saat menggelar konser di Meksiko, 4 November 2018.

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyebutkan terdapat tiga subsektor yang berpotensi tumbuh paling pesat tahun ini, yaitu film, animasi, dan video; aplikasi dan pengembang permainan; serta musik.

Kepala Bekraf Triawan Munaf mengatakan, perkembangan bisnis di tiga subsektor itu dibarengi perbaikan ekosistem. Hal ini membuat kapitalisasi kekayaan intelektual yang dimiliki industri perfilman, gim, dan musik relatif lebih besar daripada subsektor lain.

"Tapi sekarang (kapitalisasi) hak cipta masih sangat kecil. Misalnya, ada pemusik di Indonesia yang musiknya di Youtube dipakai untuk pertunjukan kecil-kecilan (di luar negeri), pemusik kita tidak dapat apa-apa," tuturnya kepada Katadata.co.id, Kamis (24/1). (Baca juga: "Keganjilan Teknologi" Diproyeksi Jadi Tren Ekonomi Kreatif 2019-2020


Sejumlah program dijalankan Bekraf menggandeng pelaku ekonomi kreatif (ekraf) guna menyempurnakan ekosistem bisnis di Tanah Air. Contohnya, subsektor musik diyakini mampu tumbuh lebih gesit asalkan distribusi dan konsumsi lagu terdata secara menyeluruh.

Bekraf pernah menyebutkan, Indonesia memiliki sedikitnya 2 juta karya musik tetapi yang terdata baru sekitar 300.000. Sistem pencatat distribusi lagu dibutuhkan untuk mengetahui konsumsinya, baik oleh individu maupun pebisnis seperti pusat karaoke dan konser.

Basis data industri musik yang sedang dimatangkan pemerintah bernama Proyek Portamento. Database berteknologi blockchain ini diklaim lebih transparan bagi pemilik hak cipta karya musik.

"Portamento hanya medium untuk menyempurnakan ekosistem musik saja. Fokusnya tetap bagaimana hak cipta dikapitalisasi optimal agar saat dikonsumsi bisa jadi duit," ujar Triawan. (Baca juga: Svara, Platform Radio Internet Lokal Bidik 2 Juta Pengguna

Pada sisi lain, industri film juga diyakini bakal tumbuh pesat seiring penetrasi teknologi digital. Kehadiran over the top (OTT) bakal mengakselerasi perkembangan bisnis film.

Sutradara Kimo Stamboel menyatakan, OTT membantu mengelola risiko bisnis perfilman. Teknologi digital ini menjadi alternatif saluran penayangan selain bioskop. "Risiko bisnis pasti ada. Saluran distribusi film ke digital bisa memperkecil itu," ujarnya secara terpisah.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...