LIPI Sebut Pemilu 2019 Jadi ‘Kuburan Massal’ Partai Politik

Dimas Jarot Bayu
13 Maret 2019, 20:28
Simulasi Pemilu 2019
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Pekerja lepas melipat surat suara di gudang Komisi Pemilihan Umum, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/3). Pagu anggaran yang disiapkan KPU adalah Rp948,1 miliar Nilai kontrak untuk produksi kotak suara KPU mengeluarkan Rp284,1 miliar sehingga, penghematan anggaran mencapai Rp663,9 miliar atau sekitar 70,03 persen.

Survei Konsep Indonesia (Konsepindo) terhadap 1.200 responden menunjukkan hanya empat partai yang bakal lolos dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Untuk itu, Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsudin Haris memperkirakan, Pemilu 2019 bakal menjadi kuburan massal bagi banyak partai politik.

Keempat partai politik itu di antaranya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Golongan Karya (Golkar), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). “Pemilu 2019 akan menjadi kuburan massal bagi banyak partai politik," kata dia di Jakarta, Rabu (13/3).

(Baca: Partai Demokrat: Demokrasi Mundur karena Ambang Batas Presiden)

Dengan begitu, ia memperkirakan partai lainnya tidak lolos Pemilu 2019 karena elektabilitasnya tak sampai 4% dari total responden. Berdasarkan survei Konsepindo, elektabilitas PDIP yang tertinggi yakni sebesar 26%. Posisi kedua ditempati oleh Gerindra dengan elektabilitas sebesar 12,8%. Lalu, Golkar menyusul dengan perolehan suara 9,3% dan PKB sebesar 6,2%.

Kemudian, ada tiga partai yang elektabilitasnya di kisaran 3%, yakni Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Nasional Demokrat (Nasdem). Elektabilitas Demokrat tercatat sebesar 3,9%, PAN 3,8%, dan Nasdem 3,2%. Sementara elektabilitas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tercatat sebesar 2,8% dan 2,2%.

Elektabilitas Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dan Hati Nurani Rakyat (Hanura) tercatat sebesar 1,2%. Sementara partai lainnya seperti Partai Persatuan Pembangunan (PBB), Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Berkarya, Partai Bulan Bintang (PBB), dan  Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) di bawah satu persen.

(Baca: Dukungan Pemilih Muslim Turun, PDIP Evaluasi Mesin Partai)

Menurut Syamsuddin, banyaknya partai politik di Indonesia membuat persaingan sangat ketat. Jadi, ia tak heran kalau ada banyak partai politik yang tidak lolos Pemilu 2019. Selain itu, menurutnya batasan elektabilitas bagi partai politik di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 terlalu tinggi. Toh, ambang batas parlemen pada Pileg 2014 hanya sebesar 3,5%.

Penyebab lainnya, tidak semua partai politik menikmati insentif elektoral dari Pemilihan Pilpres (Pilpres) 2019. Hanya PDIP dan Gerindra yang mendapatkan efek ekor jas (coat tail effect) karena menjadi pengusung utama dalam Pilpres 2019. "Pemilu serentak tidak membuat semua partai menikmati insentif elektoral dari pencalonan presiden," katanya.

PDIP merupakan pengusung utama pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Sementara, Gerindra mengusung pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Meski begitu, menurut Direktur Konsepindo Veri Muhlis Arifuzzaman, masih ada peluang bagi partai politik untuk bisa lolos memenuhi ambang batas parlemen. Jumlah orang yang belum menentukan pilihan (undecided voters) mencapai 26%. Partai politik bisa menggarap kelompok ini selama sisa waktu kampanye.

Konsepindo mengadakan survei terhadap 1.200 responden pada 17-24 Februari 2019. Responden dipilih secara acak atau multistage random sampling. Tingkat kesalahan alias margin of error dalam survei ini sebesar +/- 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95%. Kontrol kualitas dilakukan terhadap 20% sampel.

Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...