BPN: Investasi Domestik Perlu Ditingkatkan Untuk Capai Pertumbuhan 7%
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Anthony Budiawan mengatakan pertumbuhan ekonomi bisa ditingkatkan menjadi 7%. Hal tersebut dilakukan dengan meningkatkan besaran investasi, terutama investasi domestik.
"Sekarang perekonomian kan disebut tumbuh 5%. Nah, kalau mau tumbuh 7%, anggap 2% dari pertumbuhan domestik. Kan komposisinya beda," ujar Anthony, Rabu (10/4).
Ia memastikan bahwa tim Prabowo-Sandi tidak anti asing. tapi lebih mendorong investasi lokal. Targetnya, porsi investasi asing dengan investasi domestik dapat setara, yaitu 50:50. Pasalnya, kondisi ekonomi saat ini ia sebut sudah tidak sehat lantaran besarnya porsi inevstasi asing.
(Baca: Debat Pilpres 2019, Sandiaga akan Serang Pertumbuhan Ekonomi 5% Jokowi)
Peningkatan investasi domestik ini sangat diperlukan, karena juga dapat mendorong pertumbuhan kredit. Ia menyebut, selama ini, pertumbuhan kredit tidak maksimal lantaran investasi domestik belum optimal.
Tak hanya bicara soal peningkatan investasi domestik, Anthony pun mengkritik langkah pemerintah yang kerap mengundang investor asing. Akibatnya, investasi domestik menjadi kian tertinggal, meski ia memahami investasi asing sedang ditingkatkan untuk menutupi defisit transaksi berjalan yang membesar 2018 lalu.
Mengacu pada data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), porsi penanam modal dalam negeri (PMDN) sepanjang 2018 mencapai Rp 328,6 triliun atau 45,6%. Sementara, porsi penanam modal asing (PMA) sebesar Rp 392,7 triliun atau 54,4%. Jumlah PMDN tersebut tumbuh sebesar 25,3% dibandingkan 2017 lalu, sementara jumlah PMA turun 8,8%.
Selain meningkatkan investasi domestik, tim Prabowo-Sandi juga ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memberikan stimulus konsumsi kepada masyarakat kelas bawah. Caranya adalah dengan menurunkan pajak untuk kalangan bawah.
Sementara, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin Arif Budimanta mengatakan, ada tiga langkah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertama, menjaga konsumsi rumah tangga tumbuh di atas 5%. Kedua, mengupayakan investasi tumbuh double digit. Ketiga, ekspor harus diarahkan menjadi positif. "Net ekspornya minimal positif 1%," kata Arif.