Pertamina Tambah Pengeboran Sumur di Proyek Jambaran-Tiung Biru

Image title
12 Juli 2019, 20:34
pertamina, jambaran tiung biru
KATADATA | Arief Kamaludin
Ilustrasi, Gedung Pertamina. Proyek Jambaran Tiung Biru yang dikelola Pertamina akan mulaii berproduksi pada 2021.

PT Pertamina EP Cepu (PEPC) akan segera melakukan pengeboran di Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB). VP Legal and Relations PEPC, Whisnu Bahriansyah mengatakan, pihaknya berencana melakukan pengeboran lima sumur tahun ini.

Jumlah sumur tersebut bertambah dari rencana awal sebanyak tiga sumur. "Yang akan dibor adalah lima sumur dari dua well pad (tapak sumur), plus re-entry satu sumur," kata Whisnu kepada Katadata.co.id, Jumat (12/7).

Advertisement

Rencananya perusahaan akan melakukan pengeboran menggunakan metode batch driling. Kegiatan pengeboran akan rampung pada kuartal 1 2021. "Kalau saat ini sedang dilakukan mobilisasi peralatan rig ke lokasi," kata Whisnu.

Saat ini proyek JTB dikelola oleh Pertamina EP Cepu dengan hak partisipasi sebesar 92% dan sisanya sebesar 8% dipegang oleh Pertamina EP (PEP). Proyek yang dikelola ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah ditetapkan oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastuktur Prioritas (KPPIP). Proyek JTB diperkirakan menelan belanja modal (capex) US$ 1,547 miliar.

(Baca: Pertamina Cari Pinjaman untuk Biayai Proyek Migas Tiung Biru)

Adapun cadangan gas JTB sebesar 2,5 triliun kaki kubik (TCF). Proyek ini diproyeksi akan berproduksi pada 2021 dengan rata-rata produksi gas mencapai 315 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Namun gas yang bisa dijual sebesar 192 mmscfd. Produksi gas itu nantinya akan dialirkan melalui Pipa transmisi Gresik-Semarang. 

Alokasi gas sebesar 100 mmscfd diperuntukkan ke Pertamina, yang kemudian dialirkan ke PLN untuk kebutuhan listrik di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sementara sebesar 72 mmscfd akan memasok kebutuhan industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Harga gas di kepala sumur sebesar US$6,7 per juta british thermal unit (MMBTU), tetap (flat) selama 30 tahun. Dengan biaya toll fee sebesar US$0,9 MMBTU, harga di pembangkit listrik PLN menjadi sebesar US$7,6 per MMBTU.

(Baca: Penjualan Gas Jambaran Tiung Biru Berpotensi Meningkat 11%)

Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement