Sri Mulyani: IHSG Anjlok karena Faktor Global dan Politik dalam Negeri
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan terakhir dipengaruhi oleh sentimen global dan politik di dalam negeri. IHSG telah terkoreksi 2,17% sepanjang pekan ini ke level 6.012,99.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam lima hari perdagangan terakhir, termasuk hari ini, Kamis (3/10) ditutup di zona merah. IHSG bahkan sempat menyentuh level 5.997,69 di awal perdagangan, terendah sejak 22 Mei 2019 yang ketika itu ditutup di level 5.939,64.
"Ini karena kita menghadapi tekanan dari global, selain regional dan politik," kata Sri Mulyani di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (3/10).
Ia menjelaskan, tekanan terhadap perekonomian Amerika Serikat (AS) semakin besar, antara lain akibat perang dagang dengan Uni Eropa. Padahal, perang dagang antara AS dan Tiongkok saja belum kunjung usai.
(Baca: Terkoreksi 5 Hari Berturut, Hari ini IHSG Ditutup Turun 0,28%)
Negosiasi perdagangan antara dua negara dengan ekonomi terbesar dunia tersebut rencananya berlangsung pada 10-11 Oktober 2019 di Washington, AS. Hadir sebagai delegasi Tiongkok, penasihat ekonomi utama Presiden Xi Jinping serta Wakil Perdana Menteri Liu He.
Dilansir dari American Free Press (AFP), Kantor Perwakilan Perdagangan AS (US Trade Representatives/USTR) telah menyelesaikan kajian mengenai daftar barang Uni Eropa yang dikenakan bea masuk. AS mengancam mengenakan tarif baru US$ 4 miliar untuk berbagai produk asal Benua Biru, seperti keju parmesan, daging babi, wiski, sosis, pasta, hingga zaitun.
Kondisi politik AS juga menekan global saat ini. Sebelumnya, sebanyak 219 dari 435 anggota dewan AS mendukung pemakzulan atau upaya melengserkan Presiden AS Donald Trump.
Seluruh anggota dewan yang setuju berasal dari Fraksi Demokrat. Upaya pemakzulan Trump ini dipicu oleh laporan dari whistleblower di kalangan intelijen yang mengeluhkan tentang pembicaraan telepon Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Adapun Trump dituding mendesak Ukraina melalui telepon untuk menginvestigasi kasus korupsi di negeri tersebut.
(Baca: Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp 40,2 Triliun Lewat Obligasi Ritel)
Di sisi lain, politik dalam negeri seperti aksi demonstrasi yang terjadi beberapa hari terakhir juga turut mempengaruhi anjloknya IHSG. "Jadi ini mempengaruhi sentimen kepercayaan diri dunia termasuk pelemahan ekonomi Indonesia," kata dia.
Sejak Senin (21/9), demonstrasi terus berlangsung setiap harinya dan datang dari berbagai lapisan masyarakat seperti mahasiswa, pelajar Sekolah Teknik Menengah (STM), hingga para buruh ke depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Bukan hanya di Jakarta, demonstrasi pun turut berlangsung di kota-kota lain seperti Surabaya, Bandung, Palembang, hingga Kendari.
Ke depan, menurut Sri Mulyani, pemerintah akan terus berkomitmen memperbaiki kebijakan dan politik dalam menjaga perekonomian Indonesia. Selain itu, pemerintah juga terus berupaya memperbaiki iklim investasi dalam negeri. Sehingga stabilitas makro tetap terjaga bisa tetap terjaga.