Tolak Cukai Minuman Manis, Asosiasi: Pendapatan Usaha Kecil Bisa Turun

Rizky Alika
24 Februari 2020, 08:29
cukai minuman berpemanis
ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Ilustrasi. Rencana pengenaan cukai minuman berpemanis berpotensi menurunkan pendapatan pengusaha kecil hingga menurunkan pendapatan pajak negara.

Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) menolak rencana pemerintah mengenakan cukai pada produk minuman berpemanis karena berpotensi menurunkan pendapatan masyarakat kecil dan menengah.

Sekretaris Jenderal ASRIM Suroso Natakusuma mengatakan, lebih dari 60% distribusi minuman berpemanis dilakukan di pasar tradisonal. "Jadi distributor kecil dan menengah bisa menurun pendapatannya. Akhirnya banyak pendapatan masyarakat kecil dan menengah menurun," kata dia kepada Katadata.co.id, akhir pekan lalu.

Advertisement

Dia menilai, pengenaan cukai dapat menurunkan produksi minuman kemasan, seperti teh kemasan, minuman berkarbonasi, energy drink, kopi, konsentrat dan lainnya. Dengan demikian, penyaluran produk tersebut akan ikut berkurang.

Berdasarkan data ASRIM, produksi teh kemasan pada 2016 mencapai 2,19 miliar liter, minuman karbonasi 747 juta liter, dan minuman lainnya (energy drink, kopi, konsentrat, dan lainnya) 808 juta liter.

(Baca: Pungut Cukai Minuman hingga Kendaraan, Negara Bakal Kantongi Rp 23 T)

Kementerian Keuangan pun memproyeksikan, produksi minuman berpemanis akan turun masing-masing sebesar 8,03% setelah dikenakan cukai. Teh kemasan diperkirakan produksinya menjadi 2,02 miliar liter, minuman berkarbonasi menjadi 687 juta liter, dan minuman lainnya sebesar 743 juta liter.

Selain berpotensi mengganggu distribusi dan produksi, pengenaan cukai juga akan menyebabkan kenaikan harga jual. Suroso memprediksi harga minuman berpemanis akan naik 30-40% dari harga saat ini. Adapun, harga teh kemasan saat ini memiliki harga jual Rp 1.500/liter, minuman berkarbonasi Rp 2.500/liter, dan minuman lainnya Rp 2.500/liter.

Oleh karena itu dia pun meminta pemerintah untuk berhati-hati dalam menerapkan kebijakan. Sebab, pengenaan cukai dinilai bukan menjadi solusi untuk menekan obesitas. "Proporsi minuman berpemanis terhadap kalori masyarakat hanya 6-7%. Kecil sekali. Asupan kalori paling banyak berasal dari nasi," ujar dia.

Selain itu, penyebab obesitas lainnya menurut dia lantaran masyarakat kurang berolahraga. Oleh karena itu lebih baik pemerintah untuk mendidik masyarakat untuk berperilaku hidup sehat untuk menekan obesitas.

(Baca: Tak Hanya Minuman Berpemanis, Ini Barang Kena Cukai di Negara Lain)

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement