Gula Langka, Kemendag: Ada Oknum Tahan Stok, Khawatir Isu Corona

Rizky Alika
4 Maret 2020, 18:29
Gula Langka, Kemendag: Ada Oknum Tahan Stok, Khawatir Isu Corona.
ANTARA FOTO/ZABUR KARURU
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (tengah) melayani warga yang mengantri membeli gula saat digelar pasar gula pasir murah RMI ketika sidak dan operasi pasar di Pasar Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (31/1/2020). Sidak tersebut bertujuan meninjau harga serta ketersediaan kebutuhan pokok di pasar.

Harga gula naik signifikan di atas harga eceran tertinggi (HET) disertai stok pedagang yang terus menipis beberapa waktu terakhir. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut, naiknya harga gula konsumsi dikarenakan adanya oknum yang sengaja menahan pasokan.

Adapun upaya menghambat pasokan gula itu dipicu oleh spekulasi yang berkembang mengenai kesulitan impor gula sebagai bahan baku setelah wabah virus corona (Covid-19) merebak di sejumlah negara. "Pihak-pihak tak bertanggung jawab ini yang menahan pasokan," kata  Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Suhanto di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (4/3).

Advertisement

Menurutnya, kondisi serupa juga sempat terjadi pada Januari lalu. Kala itu, Kemendag  telah mengumpulkan para importir dam mengimbau mereka segera mengeluarkan pasokan. Namun, upaya serupa kembali di lakukan sejumlah oknum pada Februari sehingga berdampak terhadap melonjaknya harga gula saat ini. 

(Baca: Harga Gula Naik & Stok Menipis di Pasar, Pemerintah Didesak Buka Impor)

Berdasarkan catatan Kemendag, stok gula konsumsi pada 31 Desember 2019 mencapai 490 ribu ton. Stok tersebut mampu memenuhi kebutuhan konsumsi selama dua bulan. Adapun rata-rata konsumsi gula masyarakat saat ini sekitar250 ribu ton per bulan.

Sementara itu, produksi gula dalam negeri pada tahun ini diperkirakan menurun karena imbas kemarau panjang yang terjadi pada tahun lalu. Asoiasi Gula Indonesia (AGI) memperkirakan, produksi gula pada 2020 hanya mencapai 2,05 juta ton atau lebih rendah 6,8% dari 2019 sebesar 2,2 juta ton.

Oleh karena itu, Kemendag telah mengeluarkan Perizinan Impor (PI) gula kristal mentah (raw sugar) sebanyak 438.802 ton. Gula mentah tersebut akan diolah oleh industri untuk menjadi gula kristal putih (GKP) guna memenuhi kebutuhan konsumsi.

Suhanto memperkirakan, proses pengoalahan gula mentah menjadi gula kristal putih membutuhkan waktu selama dua minggu. Oleh karena itu, dia berharap harga gula akan menurun dalam waktu dekat.

Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga gula di pasar tradisional naik di atas HET yang ditetapkan pemerintah di sekitar Rp 12.500 per kilogram.

Secara nasional, harga gula pasir kualtas premium tercatat dijual Rp 15.750 per kilogram atau naik 2,27% dibandingkan Kamis lalu (27/2). Sedangkan, rata-rata harga gula pasir lokal Rp 15.200 per kilogram atau naik 4,8% dalam sepekan.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto sebelumnya mengatakan, pihaknya bakal akan mengendalikan harga gula yang tengah melonjak. "Sekarang sudah terlalu tinggi. Kami akan mengadakan operasi pasar," ujar dia.

Permintaan Tinggi

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement