Hingga Maret 2020, Produksi Migas Pertamina Naik 2% Jadi 919 MBOEPD
Pandemi virus corona telah menekan industri hulu migas global. Biarpun begitu, Pertamina masih bisa mencatatkan peningkatan produksi migas pada triwulan I 2020.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu mengatakan produksi migas perusahaan hingga 31 Maret 2020 mencapai 919 MBOEPD, naik 2% dibanding produksi tahun lalu sebesar 901 MBOEPD. Secara rinci, rata-rata produksi minyak Pertamina pada triwulan I 2020 sebesar 421 ribu barel per hari (BOPD).
Sedangkan rata-rata produksi gas mencapai sebesar 2887 MMSCFD. Menurut Dharmawan, kinerja positif datang dari produksi migas di luar negeri melalui anak perusahaan, Pertamina International EP (PIEP).
Adapun anak usaha hulu tersebut berhasil memberikan kontribusi produksi migas sebesar 156 MBOEPD atau 103% dari target triwulan I 2020. “Peningkatan produksi ini terutama dari kinerja lapangan di Algeria,” kata Dharmawan dalam keterangan tertulis pada Senin (6/4).
Vice President Corporate Communicatioan Pertamina Fajriyah Usman menambahkan, pandemi corona telah membuat sistem kerja dan personil Pertamina berubah. Namun, perusahaan tetap berupaya menjaga produksi migas sesuai dengan target dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP).
"Hingga saat ini, telah mencapai 99% dari target,” ujar Fajriyah.
(Baca: Konsumsi BBM Turun, Pertamina Tetap Tambah Impor Minyak saat Corona)
Pertamina Evaluasi Investasi Hulu Migas
Lebih lanjut Dharmawan mengatakan perusahaan bakal menerapkan langkah antisipasi penurunan harga minyak di tengah pandemi corona. Perusahaan pelat merah itu juga mengevaluasi secara mendalam rencana kerja, biaya operasi dan investasi.
Hal itu sejalan dengan kebijakan korporasi melakukan optimalisasi pembiayaan.“Pertamina terus berupaya menjaga tingkat investasi hulu guna memenuhi kebutuh migas nasional, baik produksi dan lifting. Namun dengan beberapa penyesuaian berdasarkan skala prioritas agar keekonomian proyek tetap tercapai," kata Dharmawan.
Di sisi lain, Pertamina terus memantau perkembangan situasi global. Terutama pergerakan harga minyak mentah dunia, kurs rupiah terhadap dollar, serta dampak pandemi Covid-19.
(Baca: Pertamina Putuskan Mengebor 44 Sumur Blok Rokan Tahun Depan)