Data Pengguna Bocor, E-commerce Disarankan Adaptasi Blockchain

Fahmi Ahmad Burhan
8 Mei 2020, 22:21
 e-commerce, bukalapak, tokopedia, kebocoran data, blockchain
ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Ilustrasi. Penyimpanan data pengguna di e-commerce saat ini menggunakan teknologi sentralisasi yang sudah terbukti rentan bocor.

Jutaan data pengguna Tokopedia dan Bukalapak bocor hingga dijual di situs gelap. Para pelaku e-commerce pun disarankan untuk mengadaptasi teknologi blockchain yang menggunakan desentralisasi penyimpanan data agar kejadian serupa tak terjadi lagi.

CEO platform sertifikasi digital menggunakan blockchain Trusti, Damos Hanggara mengatakan penyimpanan data menggunakan blockchain lebih menjamin kedaulatan identitas pengguna. "Kedaulatan identitas ini penting karena saat ini marak dengan kebocoran data," kata dia dalam Webinar Blockchain & cryptocurrency pada Jumat (8/5). 

Penyimpanan data di e-commerce saat ini menggunakan teknologi sentralisasi yang sudah terbukti rentan. Ia mencontohkan, kasus kebocoran data pengguna yang menimpa Tokopedia dan Bukalapak.

Sebanyak 15 juta data pribadi pengguna Tokopedia bocor dan dijual di situs gelap atau dark web baru-baru ini. Begitu juga dengan 13 juta data Bukalapak yang bocor tahun lalu.

(Baca: Mengapa E-commerce jadi Sasaran Empuk Pembobolan Data?)

Penyimpanan data menggunakan blockchain bersifat desentralisasi melalui teknik kriptografi. Data storage di blockchain menggunakan teknologi Inter Planetary File System (IPFS) yang memungkinkan data terdistribusi ke lintas simpul atau node di dalam jaringan.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...