Kementerian BUMN: Sriwijaya Air Harus Restrukturisasi dan Bayar Utang

Image title
12 November 2019, 19:03
Sriwijaya Air, Garuda Indonesia
www.facebook.com/SriwijayaAir

Menurut dia, Garuda secara sepihak menerapkan biaya manajemen sebesar 5% dan pembagian keuntungan sebesar 65% yang dihitung dari pendapatan kotor. Di sisi lain, biaya operasional menjadi semakin mahal lantaran beberapa kebijakan.

(Baca: Kerja Sama dengan Garuda, Yusril: Utang Sriwijaya Air Malah Membengkak)

Kebijakan yang dimaksud seperti perawatan pesawat yang semula dikerjakan Sriwijaya kini dikerjakan Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF). Selain itu, kru pesawat yang semula ditempatkan di asrama milik Sriwijaya Air, dipindahkan ke hotel sesuai kebijakan Garuda.

Yusril juga menyoroti kebijakan penempatan manajemen Garuda di Sriwijaya Air. Seiring kebijakan ini, frekuensi penerbangan pada sejumlah rute-rute gemuk Sriwijaya Air dikurangi. Di sisi lain, Citilink masuk dan mengisi rute-rute tersebut.

"Seperti ke Bangka Belitung, kampung Sriwijaya Air. Biasanya ada 14 penerbangan dengan tujuh penerbangan diisi Sriwijaya Air, sekarang tinggal dua dan diisi Citilink. Jadi sebenarnya ingin menyelamatkan Sriwijaya Air atau Garuda Indonesia?" kata dia, Kamis pekan lalu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...