Kisah Pelaku UMKM Raih Omzet Ratusan Juta Lewat Bisnis Agen Logistik

Ratri Kartika W.
10 Agustus 2019, 07:00
UMKM, agen logistik, Lion Parcel
Lazada
Ilustrasi kesibukan di pusat logistik sebuah marketplace. Tren belanja online membuat UMKM tertarik menjadi agen logistik.
Lion Parcel
Edward Effendy meraih omzet hingga Rp 270 juta per bulan hanya dalam dua tahun menggeluti bisnis  logistik.  (Ratri Kartika|Katadata)

Pertumbuhan e-commerce Dorong Bisnis Logistik

Pertumbuhan e-commerce di Indonesia mengerek permintaan pengiriman barang melalui perusahaan jasa titipan (PJT). CEO Lion Parcel Farian Kirana menyatakan bisnis logistik yang dikembangkan perusahaannya didorong perubahan perilaku konsumen yang beralih dari belanja di toko offline ke online atau pun marketplace.

"Secara volume juga kami lihat kompetisi tiga tahun lalu dengan kompetisi sekarang sudah beda jauh. Karena memang e-commerce adalah peluang pasar yang besar," kata Farian di sela-sela kunjungan media ke kantor Lion Parcel di Batam.

Saat ini total volume pengiriman barang Lion Parcel sebagian besar berasal dari ritel sebesar 60%, korporasi 30% dan e-commerce 10%. Farian memperkirakan pertumbuhan logistik dari e-commerce akan semakin besar. "Targetnya mungkin 40% untuk e-commerce," kata Farian.

(Baca: Tokopedia Dikabarkan Investasi di Dua Perusahaan Logistik)

Lion Parcel merupakan merek dagang milik PT Lion Express yang bermain bisnis di sektor logistik sejak 2013. Perusahaan ini mengembangkan strategi konsep value chain di bawah Lion Air Group (LAG).

Meski tidak terkait langsung dengan bisnis penerbangan, Lion Parcel sangat mengandalkan jaringan dan operasional armada pesawat-pesawat milik LAG yakni Lion Air, Batik Air, dan Wings Air. Lewat maskapai-maskapai inilah Lion Parcel memanfaatkan ruang yang tidak terpakai dalam bagasi pesawat.

Pada awal bisnisnya, Lion Parcel fokus mengambil konsumen yang bergerak di sektor ritel dan UMKM di daerah. Caranya menjalin kemitraan yang luas lewat agen atau POS (Point of Sales), Sub Konsol, dan Konsolidator. Sistem ini untuk memudahkan konsumen mengirimkan barang ke kota lain.

Saat ini Lion Parcel memiliki lebih 7.000 POS di 160 kota di Indonesia. Sementara untuk menjangkau daerah-daerah terpencil Lion Parcel juga bersinergi dengan PT Pos Indonesia.



Komoditas seperti garmen, sepatu, tas, dan barang-barang elektonik adalah logistik yang paling banyak dikirim oleh Lion Parcel. Selain konsumen perorangan, Lion Parcel bekerja sama dengan marketplace sejak 2018, di antaranya Bukalapak, Blibli, Salestock, Zalora, Sorabel dan Berrybenka.

Sepanjang semester I tahun 2019, Lion Parcel membukukan volume pengiriman barang sebesar tiga ribu ton per bulannya. Jumlah ini meningkat 50% dari tahun sebelumnya sebanyak dua ribu ton setiap bulan.

"Saat ini volume pengiriman 14 sampai 15 ton sehari. Target akhir tahun ini 1.000 ton sebulan," ujar Farian.

(Baca: Kadin Sarankan Pelaku E-commerce Adaptasi Blockchain Agar Tak Bangkrut)

Untuk merealisasikan target tersebut, Farian menambah kerjasama dengan e-commerce dan korporasi besar. Beberapa perusahaan yang sedang dalam proses kerja sama di antaranya Tokopedia, Honda, Samsung, dan Wuling.

Perluas Gudang Penyimpanan

Meningkatnya volume pengiriman barang dari Batam ke wilayah-wilayah lain di Indonesia, membuat pemegang merek POS Lion Parcel, PT Lion Express menambah gudang penyimpanan baru di kawasan Industri Tunas Batam. Tempat Penimbunan Sementara (TPS) baru ini memiliki beraragam fasilitas seperti penyortiran barang logistik dan juga pengecekan kepabeanan.

CEO Lion Parcel Farian Kirana menjelaskan TPS dapat memperlancar proses dan waktu pengiriman. "Ada aturan khusus untuk perusahaan jasa titipan (PJT) harus bekerja sama dengan TPS. Sehingga kami bangun all in one solution dan dalam satu jam bisa langsung siap dikirim terbang," katanya.

Dari proses pemilahan, barang yang masuk ke gudang ini akan diperiksa menggunakan x-ray oleh petugas Bea Cukai dan Aviation Security. Dengan begitu logistik yang akan dikirim ke berbagai destinasi dapat langsung masuk ke pesawat tanpa perlu mengantre di bandara.

(Baca: Diterpa Isu Bangkrut, PT Pos Coba Bertahan dengan Digitalisasi Bisnis)

Untuk mengelola TPS, anak usaha Lion Air Group ini bekerja sama dengan swasta lokal PT Indo Berjaya Logistik (IBL) sebagai penyedia tempat seluas 2.400 meter persegi yang dapat menampung hingga 50 ton barang per hari.

Lewat kerja sama ini kedua perusahaan, mereka berharap dapat mempercepat perputaran pengiriman logistik, terutama di jalur ekspor-impor yang melalui pintu Batam.

"Kerja sama ini sebagai pilot project sehingga di tempat-tempat lain pun bisa memiliki TPS yang efisien dengan monitoring kontrol yang jelas,” kata Komisaris Indo Berjaya Logistik, Pietra Paloh.

(Baca: Ditjen Bea Cukai Sebutkan Sudah 76 Pusat Logistik Berikat Beroperasi)

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...