Meski Pendapatan Kuartal I Naik 58%, AirAsia Tetap Merugi Rp 93 Miliar

Image title
25 Juni 2019, 08:00
laporan keuangan airasia 2019, airasia rugi,
Youtube
Ilustrasi. PT AirAsia Indonesia Tbk mencatatkan pendapatan pada kuartal I 2019 sebesar Rp 1,33 triliun atau tumbuh 58% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu

"Memang harus diakui bahan bakar itu biayanya yang paling besar. Tapi kalau kami disuruh turunkan harga pasti bisa," ujarnya. AirAsia, lanjut Dendy, memiliki beberapa cara untuk melakukan efisensi demi menekan harga tiket.

Pertama, dengan mengoperasikan satu jenis pesawat yakni Airbus A230. Menurut dia, dengan penggunaan satu tipe pesawat ini menjadi nilai tambah bagi AirAsia, lantara suku cadang yang diperlukan hanya untuk satu tipe pesawat, sehingga biaya suku cadang yang diperlukan tidak banyak.

Selain itu, bagi pilot dan kru kabinnya hanya memerlukan sartifikasi satu jenis pesawat. "Jadi kalau ada pilot atau kru kabin berhalangan untuk bekerja, bisa langsung digantikan," kata dia.

Kedua, meningkatkan utilisasi pesawat atau meningkatkan jam operasional. Saat ini, AirAsia memiliki jam operasional 12,5 jam, targetnya bisa mencapai 13 jam. Oleh karena itu pihaknya meminta kepada pemerintah agar waktu operasional bandara bisa 24 jam.

(Baca: AirAsia Pindah ke Bandara Kertajati pada 30 Juni, Lion Mulai 1 Juli)

Halaman:
Reporter: Fariha Sulmaihati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...