Masih Susun Strategi Bertahan, Jaya Ancol Tak Akan PHK Karyawan

Image title
22 April 2020, 13:11
Ilustrasi, suasana tempat rekreasi Sea World, Taman Impian Jaya Ancol. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk telah menutup sementara operasional kawasan wisata Jaya Ancol sejak 14 Maret hingga batas waktu yang tidak ditentukan akibat pandemi Covid-19.
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Ilustrasi, suasana tempat rekreasi Sea World, Taman Impian Jaya Ancol. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk telah menutup sementara operasional kawasan wisata Jaya Ancol sejak 14 Maret hingga batas waktu yang tidak ditentukan akibat pandemi Covid-19.

Beberapa strategi yang disusun oleh Jaya Ancol antara lain, memangkas belanja modal atau capital expenditure (capex) dan pengeluaran operasional atau operational expense (opex). Beberapa rencana proyek inovasi dan renovasi pun dilakukan evaluasi berdasarkan skala prioritas.

Sementara itu, selama masa penutupan operasional, semua biaya yang hendak dikeluarkan harus melalui persetujuan dua direksi sebagai mitigasi biaya operasional yang paling efisien.

Meski memangkas capex dan opex, manajemen Jaya Ancol menegaskan tidak akan merumahkan karyawan atau mengambil opsi pemutusan hubungan kerja (PHK). Agung menyebut, opsi PHK sebisa mungkin dihindari oleh manajemen.

“Sehingga dengan segala upaya dan berbagai kebijakan, perusahaan akan tetap mempertahankan karyawan,” kata Agung kepada Katadata.co.id, Rabu (22/4).

Selama penutupan sementara operasional, Jaya Ancol menerapkan pola kerja work from home (WFH) pada sebagian besar karyawannya, sekitar 82%. Sedangkan sisanya tetap datang ke kantor, terutama untuk pekerjaan pemeliharaan dan pengamanan.

Sebelumnya, Jaya Ancol mencatatkan kinerja yang cukup positif sepanjang tahun 2019, dengan capaian laba bersih sebesar Rp 230,42 miliar, naik 3,15% dibandingkan 2018. Capaian laba tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan sebesar 5,81% menjadi Rp1,35 triliun.

Pendapatan tiket tercatat menjadi kontributor terbesar yaitu Rp 976,27 miliar. Diikuti pendapatan dari hotel dan restoran, yang tercatat sebesar Rp102,62 miliar dan pendapatan dari sektor properti sebesar Rp 10,32 miliar.

(Baca: Bantu Pariwisata Hadapi Covid-19, Kemenpar Realokasi Anggaran Rp 500 M)

Halaman:
Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...