Menko Maritim: Antrean Kontainer di Pelabuhan Belawan Masih Panjang

Safrezi Fitra
3 Oktober 2016, 18:03
Pelabuhan ekspor
Arief Kamaludin | Katadata
Aktivitas bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Pemerintah menginginkan agar pengurangan waktu tunggu bongkar muat barang (dwelling time) tidak hanya dilakukan di Pelabuhan Tanjung Priok. Ada tiga pelabuhan lain yang menjadi sasaran dari upaya ini, yakni Belawan, Tanjung Perak, dan Makasar.

Akhir pekan lalu, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menurunkan tim untuk meninjau langsung kesiapan salah satu pelabuhan yang menjadi target, yakni Belawan. Ternyata kondisi pelabuhan tersebut masih buruk.

“Sabtu kemarin kami kirim tim ke Belawan. Kelihatan antrean kontainer panjang, banyak kendala” ujarnya usai bertemu Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/3). (Baca: Jokowi Minta Waktu Bongkar Muat di Pelabuhan Turun Lagi Jadi 2 Hari).

Mendengar hal ini, dia menyatakan akan meminta PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) untuk segera membangun dry port atau pelabuhan darat untuk mencegah penumpukan kontainer yang turun dari kapal. Kemudian membangun double container crane agar pemindahan kontainer bisa lebih cepat.

Menurut Luhut pembangunan infrasruktur penunjang pelabuhan ini tidak hanya ditujukan untuk pelabuhan Belawan. Namun, semua pelabuhan internasional, khususnya empat pelabuhan yang menjadi sasaran penurunan dwelling time

Luhut menyadari ada keterbatasan, salah satunya masalah pendanaan, jika Pelindo membangun infrastruktur ini sendiri. Dia pun menyarankan untuk bekerjasama dengan pihak swasta. Selain bisa membagi risiko dan kebutuhan pendanaan. Kerja sama dengan swasta juga bisa membuat investasi yang dilakukan Pelindo lebih transparan. (Baca: Menhub Usulkan Keputusan Presiden Percepat Waktu Bongkar Muat)

“Kami minta mereka (Pelindo) segera melakukan itu, tidak boleh lagi berlama-lama. Karena dwelling time itu bagian dari pemotongan biaya logistik kita yang mahal,” ujarnya.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo menyatakan belum puas dengan capaian penurunan dwelling time di pelabuhan. Walau mengakui saat ini sudah terlihat lebih baik, dia memerintahkan waktu bongkar muat kembali dipersingkat.

Dua tahun lalu, waktu bongkar muat di pelabuhan 6 - 7 hari, sekarang sudah turun hingga setengahnya. Bahkan Jokowi sempat menyebut sudah menyamai Malaysia. Namun, Jokowi masih belum puas dengan capaian tersebut. (Baca: Rizal Ramli: Dwelling Time Indonesia Tak Bisa Menandingi Singapura).

“Tadi saya tanya sudah 3,2 sampai 3,7 hari. Saya minta di dua hari, perbaiki lagi. Tidak hanya di Tanjung Priok, yang lain juga, seperti di Belawan,” ujarnya saat meresmikan pengoperasian Terminal Petikemas Kalibaru Pelabuhan Tanjung Priok (NPCT 1), Jakarta, Selasa, 13 September 2016.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan Jokowi akan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) untuk mempercepat penurunan dwelling time di empat pelabuhan, yakni Tanjung Priok, Belawan, Tanjung Perak, dan Makasar.

Dwelling time untuk Tanjung Priok ditargetkan turun menjadi 2,5 hari. Sedangkan tiga pelabuhan lainnya dipatok paling lama 3,5 hari. Menurut Budi, tiga pelabuhan lain tidak ditargetkan mengurangi dwelling time menjadi 2,5 hari, seperti Pelabuhan Tanjung Priok, karena masih harus melakukan pembenahan.

“Banyak improvement yang harus mereka lakukan,” ujarnya. Sehingga, pemerintah memberikan kesempatan lebih longgar. (Baca: Empat Pelabuhan Besar Mulai Pakai Sistem Online Pelaporan Kapal)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...