SKK Migas: Investor Masih Ragu Berinvestasi di Indonesia
Nilai investasi hulu migas Indonesia pada 2017 mencapai US$ 9,33 miliar. Jumlah tersebut terdiri dari US$ 9,18 miliar untuk Wilayah Kerja (WK) eksploitasi dan US$ 180 juta Wilayah Kerja (WK) eksplorasi. Realisasinya di 2018 menjadi US$ 12,5 miliar. Walaupun naik sekitar 34% dibanding tahun sebelumnya tapi angka itu tak mencapai target US$ 17,04 miliar.
Pengembangan Blok Masela
Pemerintah masih berdiskusi dengan Inpex Coorporation terkait draf revisi rencana pengembangan Blok Masela. Poin utama yang didiskusikan yakni soal biaya pengembangan.
Dwi sebelumnya mengatakan, biaya pengembangan memengaruhi keekonomian, serta butuh atau tidak pemerintah memberi insentif. “Kemudian, splitnya harus bagaimana untuk bisa ke tingkat keekonomian," ujarnya pada Senin lalu.
(Baca: SKK Migas Gandeng Pihak Independen Susun Proposal Pengembangan Masela)
Menurut dia, bila biaya pengembangan terlalu besar, pemerintah tidak bisa memberikan insentif yang tinggi. Insentif yang dimaksud bisa berupa keringanan pajak hingga bagi hasil yang lebih besar kepada investor. “Sewajarnya saja," ujarnya.
Dwi memastikan pengembangan Blok Masela tetap menggunakan skema kilang darat (onshore). Pemerintah meyakini biaya pengembangan dengan skema ini lebih murah dibandingkan skema laut (offshore). Skema darat juga dipilih lantaran pemerintah mengharapkan adanya dampak berganda ke perekonomian masyarakat.