Medco Optimistis Produksi Migas Tahun Ini Bisa Lewati Target
Di sisi lain Medco juga tengah merampungkan proyek pengembangan gas di Blok A, Aceh. Pembangunan fasilitas produksi gas di lapangan itu kini sudah mencapai 60%. Targetnya proyek itu bisa berproduksi mulai tahun depan. Proyek ini akan mendukung produksi migas Medco pada tahun depan.
Tidak hanya menyiapkan fasilitas produksi, Medco juga sudah menandatangani perjanjian jual-beli gas (PJBG) dengan PT Pertamina (Persero) pada Januari 2015 sebesar 58 miliar British thermal unit (BBTU) per hari, dengan volume gas sebesar 198 Triliun BTU selama periode 13 tahun. Gas ini akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan pabrik pupuk dan industri di Propinsi Aceh dan Sumatera Utara.
Sementara itu dalam pengoperasian hulu migas, Medco menargetkan bisa menekan biaya operasi dibawah US$ 10 per barel oil equivalent (boe). Adapun sepanjang semester I 2017, Biaya operasional di Medco hanya US$8,97 per boe.
CEO Medco Roberto Lorato menargetkan hingga akhir tahun perusahaan bisa memperoleh keuntungan terkait peningkatan produksi migas Medco tahun ini. "Produksi tinggi ini diuntungkan dengan meningkatnya harga minyak," kata dia.
Dari data Medco, perusahaan itu mencatat sepanjang semester I 2017 realisasi harga minyak sebesar US$ 49,3 per barel, meningkat dibandingkan realisasi di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 38,3 per barel. Begitu juga dengan harga gas, Medco mencatat sepanjang semester I 2017 harga gas sebesar US$ 5,6 per mmbtu, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 4,2 per mmbtu.
(Baca: Harga Minyak Naik, Laba Medco Semester I Melonjak 7 Kali Lipat)
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasinya untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017, Medco berhasil meraup laba bersih US$ 80,7 juta. Ini meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$11,3 juta.
