Pertamina Hadapi Masalah Biaya untuk Garap Blok East Natuna

Anggita Rezki Amelia
24 Juli 2017, 16:43
Rig Pertamina
Bernard Chaniago | KATADATA

ExxonMobil memang sudah menyampaikan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tidak ingin berinvestasi di Blok East Natuna. Salah satu pertimbangannya ada hasil kajian teknologi dan pasar. (Baca: Cerita di Balik Mundurnya ExxonMobil di Blok East Natuna)

Hasil kajian tersebut menyebutkan Blok East Natuna tidak ekonomis untuk dikembangkan. “Kami telah berkirim surat ke Menteri ESDM dan menyampaikan tidak berkeinginan untuk meneruskan diskusi dan kegiatan terkait East Natuna,” kata Vice Presiden Public and Government Affair ExxonMobil Indonesia Erwin Maryoto kepada Katadata beberapa hari lalu.

Setelah Exxon, perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Thailand, PTT Exploration and Production (PTT EP) menyatakan mundur dari konsorsium di Blok East Natuna. Pertimbangannya juga keekonomian di blok tersebut.

(Baca: Menyusul Exxon, PTT EP Hengkang dari East Natuna)

General Affair Manager PTT EP di Indonesia Afiat Djajanegara mengatakan blok tersebut sulit mencapai keekonomian karena harga gas. Berdasarkan hasil kajian teknologi dan pasar (technology and market review/TMR) harga gas itu bisa di atas US$ 10 per mmbtu. Sementara di Indonesia rata-rata di level US$ 6 per mmbtu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...